Mengabdi di daerah pelosok merupakan tugas yang tak bisa dijalani oleh semua orang. Pasalnya, selain merupakan panggilan hati, tetapi juga membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra untuk menjalaninya.
Komitmen tersebutlah yang kini tengah dipegang oleh seorang guru muda asal Jember yakni Balqis Fiscania Arrifa. Pada tahun depan, Balqis akan mengabdi sebagai guru di daerah Adonara Nusa Tenggara Timur.
Balis merupakan seorang guru PAUD di daerahnya. Ia terpilih sebagai relawan dalam program Guru Muda Pijar Batch 3 yang digagas oleh CTARSA Foundation.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama satu tahun ke depan, Balis dan sembilan guru muda lainnya akan mengabdi di daerah pelosok yang berbeda. Ia sendiri ditugaskan mengajar di SDK Gayak Filial Nobo, Adonara, NTT.
Punya Passion Mengajar Sejak Kuliah
Lulusan prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Jember (Unej) ini mengaku bahwa dirinya mulai memiliki passion mengajar sejak awal perkuliahan. Kemudian, setelah lulus ia memutuskan untuk menjadi seorang guru PAUD.
"Passion memang saya suka belajar tentang dunia anak, itu muncul saat pertama kali saya kuliah itu saya ikut kegiatan UKM mengajar di kampus, lalu pada saat skripsi saya juga tertarik di bidang kesejahteraan sosial, lalu setelah lulus pada Januari tahun ini saya menjadi guru di PAUD, di Kab Jember dan akhirnya saya bergabung di tim mengajar," kata Balqis saat ditemui di Mako Marinir Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (28/11/2023).
Selain itu, keinginannya untuk berbagi pengetahuan kepada banyak anak didasari oleh latar belakang keluarganya yang sederhana. Ia bersyukur dapat menempuh pendidikan sampai sarjana dan berkomitmen untuk mengamalkan pengetahuan yang telah diperolehnya.
"Karena background saya dari keluarga yang sederhana, saya tahu betapa pentingnya kualitas pendidikan yang harus didapat oleh anak Indonesia, dari sana saya alhamdulilah berkesempatan untuk menikmati pendidikan sampai sarjana," tuturnya.
Ia juga merasa punya kewajiban untuk mengenalkan pengetahuan yang diperolehnya kepada anak-anak yang kurang mendapatkan fasilitas belajar seperti dirinya, yakni anak-anak di pelosok.
"Saya merasa bahwa saya juga harus bisa membagikan ilmu ilmu yang saya dapat ini kepada anak anak Indonesia lainnya khususnya daerah pelosok," katanya.
Siap Ngajar Setelah Latihan Survival di Jakarta
Balqis mengungkapkan dirinya semakin siap terjun ke sekolah-sekolah pelosok setelah mendapat pelatihan survival dari personel Marinir TNI AL selama lima hari di Mako Marinir Cilandak, Jakarta Selatan pada 25-29 November 2023.
"Kesannya seru karena ini sangat berbeda dari pelatihan yang pernah saya dapatkan sebelumnya, meskipun saya pernah mengikuti dua latihan semi militer tapi jujur yang ini yang paling berbeda dan menantang gitu," ungkapnya.
Lewat pelatihan tersebut, Balqis menjadi tak khawatir lagi karena ia sendiri saat ini tinggal bersama keluarganya di kampung halaman. Balqis kini merasa siap untuk menjalani pengabdian selama satu tahun tanpa keluarga di sampingnya.
Selain itu, dengan mengikuti pelatihan di Jakarta, ia menjadi tahu bagaimana caranya mengatur stres dalam menghadapi anak hingga bagaimana cara membuat keputusan di tengah tekanan.
"Bener-bener harus tahu gimana cara manajemen stres, di sini kita bener bener dibuat berpikir cepat di-pressure sana sini, tetep bisa harus fokus," katanya.
Selama mengajar di NTT, Balqis berharap bisa mengajari murid-muridnya secara maksimal. Ia berencana membuat metode belajar dua arah, yakni guru dan murid saling memberikan feedback selama pembelajaran, tak hanya guru saja.
"Pastinya saya mengerti bahwa metode pendidikan yang paling efektif itu kita tidak mengajarkan mereka secara direct, kita hanya membimbing mereka untuk mempelajari sesuatu dan akhirnya mereka mendapatkan pengetahuan itu sesuai dengan cara mereka sendiri," ucapnya.
(cyu/pal)