Jokowi Minta Kemendikbudristek Cetak 100 Ribu Guru Penggerak

ADVERTISEMENT

Jokowi Minta Kemendikbudristek Cetak 100 Ribu Guru Penggerak

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 27 Nov 2023 15:00 WIB
Acara puncak Hari Guru Nasional 2023
Foto: (Dok Kemendikbud)
Jakarta -

Saat ini di Indonesia ada sedikitnya 50 ribu guru penggerak. Terdapat 9 ribu di antaranya yang sudah menjadi kepala sekolah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap jumlah tersebut terus bertambah.

Presiden menyampaikan hal ini kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim pada puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta. Tahun ini tema HGN adalah "Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya senang laporan Mas Menteri kita sudah memiliki sedikitnya 50.000 guru penggerak, di mana 9.000 di antaranya sudah menjadi kepala sekolah. Dan besar harapan saya jumlah ini dapat terus meningkat dan tadi disampaikan tahun depan bisa mencapai kurang lebih 100.000," kata Presiden Jokowi, dikutip dari Antara.

Menurut Presiden, guru penggerak dibutuhkan agar Indonesia mempunyai pemimpin di setiap sekolah yang berkemampuan inovasi dan transformasi. Pada acara ini, dia turut berharap guru honorer yang lolos seleksi PPPK bisa terus meningkat sampai 1 juta guru pada 2024.

ADVERTISEMENT

"Tadi Mas Menteri menyampaikan rekrutmen guru ASN-PPPK 2021-2022, telah terdapat 544.000 guru honorer yang lolos seleksi ASN-PPPK. Dan pada 2024 akan mencapai kurang lebih nantinya 1 juta ASN-PPPK," ungkapnya.

Apa Itu Guru Penggerak?

Dikutip dari situs resmi Sekolah Penggerak Kemdikbud, guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong perkembangan murid secara holistik, aktif, serta proaktif dalam mengembangkan pendidik lain untuk menerapkan pembelajaran yang berfokus pada murid, juga menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan guna mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Tugas dari guru penggerak di antaranya:

  1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di satuan pendidikan dan di wilayahnya
  2. Menjadi pengajar praktik untuk rekan guru lain mengenai pengembangan pembelajaran di sekolah
  3. Membuka ruang diskusi yang positif dan ruang kerja sama antarguru serta pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran
  4. Mendorong peningkatan kepemimpinan siswa di sekolah
  5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.



(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads