Perundungan adalah salah satu dari tiga dosa besar dunia pendidikan. Menurut pakar pendidikan Doni Koesoema, penting bagi para guru untuk diberi penguatan dan pelatihan dalam menangani kasus kekerasan atau perundungan di lingkungan sekolah negeri ataupun swasta secara efektif.
Dia menilai, guru-guru perlu disiapkan supaya memahami tindakan yang dibutuhkan untuk mengatasi laporan perundungan di lingkungan sekolah. Penguatan yang dia maksud adalah kapasitas dalam mengidentifikasi, menangani, dan mengatasi kasus perundungan yang dilaporkan oleh siswa dan orang tua.
"Jadi tampaknya bapak ibu guru ini harus memperoleh penguatan pelatihan pengembangan tentang bagaimana mengatasi dan mencegah ketika ada fenomena atau indikasi kekerasan di satuan pendidikan," ujar Doni kepada Antara pada Kamis, dikutip Jumat (24/11/2023).
Perbedaan Kekerasan di Sekolah Negeri dan Swasta
Doni menilai akar masalah berkaitan dengan kekerasan di lingkungan sekolah negeri dan swasta tidaklah sama.
"Di sekolah negeri maupun swasta, kalau saya lihat alasannya atau faktor penyebabnya itu agak berbeda," ujarnya.
Menurutnya di sekolah swasta kasus kekerasan kerap ditangani dengan menutup masalah. Apa yang dimaksud dengan penutupan masalah adalah, sekolah enggan mengakui dengan terbuka kepada orang tua mengenai situasinya lantaran khawatir dapat merusak citra baik sekolah.
Sementara di sekolah negeri, menurutnya kebanyakan kasus kekerasan cenderung terjadi di tingkat pendidikan dasar. Doni menuturkan, hal ini dikarenakan ketidakmampuan guru untuk mengatasi kekerasan yang terjadi.
"Kalau di sekolah swasta kekerasan yang terjadi seringkali diperlakukan dengan mekanisme ditutup, artinya mereka tidak mau mengakui atau secara langsung mengomunikasikan kepada orang tua secara terbuka keadaan di sekolah karena nanti dianggap akan mencemarkan nama baik sekolah," jelas Doni.
"Sedangkan yang di sekolah negeri hampir sebagian besar kasus yang terjadi itu terutama di sekolah dasar terjadi karena mungkin ketidakmampuan bapak ibu guru untuk menangani persoalan kekerasan di sekolahnya," ungkapnya.
(nah/nwk)