Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah menguatkan kemitraan dengan pelaku industri. Kolaborasi ini guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) vokasi dengan menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri.
Memperluas kerja sama ini, Vokasi Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Erajaya Group untuk meningkatkan kesiapan satuan pendidikan vokasi memasuki industri bisnis, terutama bisnis ritel. Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengatakan sinergi ini adalah salah satu karya yang sesuai dengan implementasi Merdeka Belajar.
Menurutnya pendidikan Merdeka Belajar dapat berpusat pada siswa, mengajak sebanyak mungkin stakeholder atau para pihak eksternal, menjadikan teknologi sebagai enabler atau pengungkit, serta memberikan kepercayaan dan otonomi lebih luas kepada para pimpinan SPV, guru, dan dosen untuk merancang pembelajaran terbaik bagi kepentingan siswanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karya yang tidak sempurna jauh lebih bermakna dari semesta, dari pada ide yang sempurna tapi hanya ada di angan-angan," ucap Dirjen Kiki dalam Erajaya Vocational Day, di Convention Hall SME Tower, Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Saat ini Kemendikbudristek sendiri telah mencanangkan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) melalui dua mekanisme, yaitu SMK PK Reguler dan SMK PK Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD). Program SMK PK sendiri hingga 2023 telah mencakup hampir 1,8 juta siswa dengan 1.851 sekolah menjadi penerima manfaatnya. Sementara program SMK PK SPD dikembangkan dengan tujuan mengajak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk menjadi co-creator pendidikan vokasi di SMK.
Industri Diminta Ikut Kembangkan Kurikulum
Kiki menegaskan agar mitra industri tidak hanya menyediakan anggaran, tetapi juga turut serta dalam pengembangan kurikulum, mendidik, agar lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai harapan industri.
"Mitra industri diharapkan bukan hanya menyediakan anggaran, tetapi lebih penting lagi yaitu turut mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing industri, ikut mendidik dan mengajar sebagai praktisi mengajar, memberi kesempatan pelatihan bagi guru, memfasilitasi kesempatan magang terstruktur di industri sehingga lulusan SMK kelak akan kompeten sesuai harapan industri," jelasnya.
Kemendikbudristek juga berupaya meningkatkan fokus pengembangan dan intervensi pada peningkatan relevansi, salah satunya melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Lewat ini, mahasiswa didorong untuk belajar dari DUDI dan masyarakat.
"Kami meyakini bahwa dengan secara sistematis dan produktif melibatkan DUDI sebagai mitra yang berperan sebagai co-creator pendidikan vokasi, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan vokasi yang unggul, yang mampu mendukung penuh berbagai aktivitas ekonomi dan masyarakat," pungkasnya.
(nah/nah)