Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan bimbingan teknis (bimtek) program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) bagi 13.000 guru pendidikan agama Islam (PAI) di seluruh wilayah Indonesia.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memacu kompetensi, profesionalitas, dan responsivitas para guru PAI.
Guru PAI juga dapat menjadi guru yang proyektif dan bervisi ke depan. Artinya tidak hanya menjadi orang yang reaktif pada hari ini tetapi juga proyektif terhadap isu pendidikan di masa depan," ujar Ali, dikutip dari laman Kemenag, Kamis (23/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugas Guru PAI: Transfer of Value
Ali menegaskan bahwa tugas seorang guru bukan hanya membagikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga nilai-nilai mulia.
"Dalam proses pembelajaran guru PAI tidak hanya berperan sebagai transfer of knowledge atau penyampai ilmu pengetahuan, akan tetapi juga bertanggung jawab dalam transfer of value yaitu menanamkan nilai-nilai akhlak mulia dan kepribadian peserta didik," jelasnya.
Ia menambahkan pelatihan guru PAI sangat dibutuhkan untuk pengembangan profesi mengingat zaman telah bergeser pada society 5.0. Artinya guru harus lebih dekat dengan teknologi canggih dan membuat terobosan serta karya inovatif untuk pembelajaran.
Letih Kemampuan Pedagogik dan Profesional
Pelatihan guru PAI ini dilakukan secara online dan offline selama 10 hari. Pelatihan berfokus pada bidang kompetensi pedagogik dan profesional.
Dalam bidang pedagogik, guru dilatih untuk dapat menguasai perencanaan, model, dan penilaian pembelajaran. Sementara di bidang profesionalitas, guru diajak untuk bisa lebih kreatif dalam membuat materi PAI, publikasi ilmiah dan karya inovatif,
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Amin Suyitno menyebut pelatihan guru kini lebih mudah diakses lewat aplikasi Massive Open Online Course (MOOC) Pintar.
"Apalagi bimtek sekarang ini lebih luwes karena mudah dilakukan di manapun dan kapanpun dengan adanya MOOC Pintar. Jadi tidak ada alasan kegiatan yang tak bisa berlanjut atau tersendat-sendat lagi. Yang lebih penting ke depan adalah treatment apa yang dibutuhkan dari para guru. Untuk itu assessment menjadi penting untuk melihat profiling para guru," katanya
(cyu/nah)