Dalam mendorong perbaikan dan pemerataan pendidikan, Kemendikbud merilis Rapor Pendidikan pada Juli 2023 lalu. Salah satu fungsi Rapor Pendidikan adalah menampilkan hasil Asesmen Nasional (AN).
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengatakan bahwa Rapor Pendidikan kini bisa diakses guru, orang tua, dan masyarakat. Dengan begitu, harapannya pembenahan pendidikan bisa ditinjau secara lebih menyeluruh.
"Melalui Rapor Pendidikan, data pendidikan tiap satuan pendidikan dan daerah dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan termasuk kepala sekolah, guru, dan pemerintah daerah untuk membuat perencanaan yang sesuai kebutuhan dan melakukan pembenahan pembelajaran yang tepat sasaran," ujar Anindito dalam keterangan resmi yang diterima detikedu, dikutip Senin (25/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AN sendiri menjadi cara dalam melihat kualitas hasil belajar, proses hingga lingkungan belajar siswa. Beberapa instrumen kunci yang diukur dalam AN antara lain Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar), dan Survei Karakter untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Tiga instrumen tersebut dijadikan kompetensi dasar siswa dalam mendukung tumbuh kembang siswa, mendorong kontribusi siswa terhadap masyarakat, dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat.
Alat Ukur dan Pembenahan Pendidikan
Selain menampilkan hasil Asesmen Nasional, Rapor Pendidikan juga memiliki fungsi sebagai alat ukur komprehensif yang dapat menampilkan kondisi pendidikan Indonesia. Sajian data kualitas pendidikan tersebut diharapkan dapat mendorong refleksi dan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.
Anindito mengatakan, Rapor Pendidikan bisa menjadi pemicu berbagai pihak dalam membuat perencanaan pendidikan. Rencana pembenahan pun bisa lebih tepat sasaran karena isi Rapor Pendidikan berbasis data.
"Melalui platform ini, pemerintah daerah dan satuan pendidikan dapat melakukan perencanaan berbasis data sehingga pembenahan dapat dilakukan semakin tepat sasaran dan berorientasi pada kebutuhan pembelajaran murid," katanya.
Data nasional yang dihimpun dalam Rapor Pendidikan berisikan gabungan dari data-data di tiap daerah yang menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sehingga Rapor Pendidikan dapat menggunakan datanya dalam mengukur kualitas pendidikan di daerah.
Pembenahan lewat data dari Rapor Pendidikan menurutnya bisa lebih akurat karena isinya kini dilengkapi halaman ringkasan yang bisa memudahkan dalam mengidentifikasi prioritas pembenahan, halaman akar masalah, serta fitur 'inspirasi benahi' untuk memantik perencanaan pembenahan.
"Rapor Pendidikan untuk satuan pendidikan kini juga dilengkapi dengan unduhan poster yang menyajikan hasil capaian satuan pendidikan dengan lebih ringkas, mudah dipahami, dan bisa disebarkan kepada warga sekolah (termasuk orang tua murid) untuk memantik diskusi terkait pembenahan," jelas Anindito.
Indikator Pengukuran dalam Rapor Pendidikan
Sejumlah indikator utama dalam Rapor Pendidikan menggambarkan kualitas pendidikan di tanah air secara menyeluruh. Beberapa di antaranya yaitu pengukuran kompetensi dasar literasi-numerasi dan tumbuh kembang karakter, kualitas pembelajaran, iklim keamanan, kebhinekaan dan inklusivitas, penyerapan lulusan SMK & kemitraan dan keselarasan dengan dunia kerja, persentase PAUD terakreditasi minimal B dan Angka Partisipasi Sekolah (APS).
Tahun ini, Rapor Pendidikan berisikan data-data dari 2022 beserta perbandingannya dengan data 2021. Sumber data Rapor Pendidikan berasal dari AN, Data Pokok Pendidikan (Dapodik), sistem pendataan Kementerian Agama (EMIS), Badan Pusat Statistik (BPS), aplikasi untuk guru dan tenaga kependidikan (Platform Merdeka Mengajar, ARKAS, dan SIMPKB), dan Tracer Study khusus untuk jenjang SMK.
Tidak hanya pemerintah dan satuan pendidikan, tetapi orang tua siswa hingga masyarakat luas pun bisa mengakses Rapor Pendidikan ini. Dengan begitu, akan lebih banyak pihak yang turut serta memberikan masukan bagi sekolah.
"Oleh karena itu, mari bersama-sama manfaatkan Rapor Pendidikan karena semua punya peran dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," tutur Anindito.
(cyu/twu)