Kepala BSKAP Yakin Kurikulum Merdeka Belajar Berkelanjutan Siapapun Pemimpinnya

ADVERTISEMENT

Kepala BSKAP Yakin Kurikulum Merdeka Belajar Berkelanjutan Siapapun Pemimpinnya

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Sabtu, 16 Sep 2023 18:00 WIB
Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BKSAP) Kemendikbud Anindito Aditomo
Foto: Nograhany Widhi Koesmawardhani/detikcom
Jakarta -

Kurikulum Merdeka Belajar akan menjadi kurikulum nasional pada 2024. Tahun yang sama dengan tahun politik, Pemilu 2024. Apakah ada jaminan Kurikulum Merdeka Belajar berlanjut alias tak diubah saat pimpinan negara ini berganti?

"Bedakan antara program dan kebijakan. Kalau program itu gampang sekali untuk dihentikan. Program itu seperti misalnya Kemendikbud membagikan 15 juta buku bacaan untuk anak. Kalau kebijakan itu kompleks. Kurikulum Merdeka Belajar itu kebijakan yang landasan regulasinya berlapis-lapis," demikian disampaikan Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo menjawab pertanyaan detikEdu dalam Dialog Media tentang Selayang Pandang Merdeka Belajar serta Pembagian Pusat dan Daerah oleh Kemendikbudristek di Hotel Mercure Jakarta TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (16/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nino, demikian Anindito akrab disapa, mengungkapkan landasan kebijakan ini adalah satu surat peraturan kepala badan setara eselon I, yakni BSKAP yang dikomandaninya, serta empat Peraturan Menteri yang mengatur mengenai isi kurikulum, tenaga kependidikan dan sebagainya.

"Yang lebih penting, yang kedua ini. Yakni kebermanfaatannya bagi publik. Kebermanfaatan yang dirasakan publik ini meningkatkan probabilitas bahwa Kurikulum Merdeka Belajar ini akan berlanjut," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Salah satu kebermanfaatan yang dirasakan individu yang ditemuinya di lapang adalah seperti siswa bebas memilih mata pelajaran yang terkait dengan pilihannya untuk kuliah. Bila mata pelajaran itu kurang relevan dengan jurusan kuliah yang akan diambilnya, maka mata pelajaran itu boleh tidak diambilnya. Hal ini adalah salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar dibanding Kurikulum 2023.

"Sebagai orangtua, saya akan sangat kecewa. Bila anak saya ingin masuk kedokteran, tapi tidak suka Kalkulus, di K 2013 ini tidak boleh, harus ambil semua. Di Kurikulum Merdeka, boleh hanya mengambil mata pelajaran biologi dan kimia saja. Sebaliknya bila mau masuk Teknik dan nggak suka mata pelajaran biologi, di K 2013 nggak boleh, harus ambil semua mata pelajaran sains. Nah di Kurikulum Merdeka, boleh tidak ambil biologi kalau mau masuk Teknik," kata Nino.

Mengganti kurikulum juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Okelah ini kurikulum diganti, lalu digantinya dengan apa? Itu juga butuh waktu. Bila banyak publik yang merasakan kebermanfaatan ini, kira-kira logis tidak kurikulumnya diganti?" tambah Nino.

Pula, Kurikulum Merdeka Belajar yang lebih fleksibel dibandingkan Kurikulum 2013, diyakininya akan tahan terhadap perubahan. "Kurikulum yang fleksibel ini juga bisa tahan terhadap perubahan," harapnya.

Kurikulum Merdeka Jadi Kurikulum Nasional 2024, Kurikulum 2013 Sunset

Nino juga mengingatkan kembali Kurikulum Merdeka Belajar akan jadi kurikulum nasional pada 2024. Bukan berarti, semua satuan pendidikan meniadakan langsung Kurikulum 2013. Melainkan, Kurikulum 2013 akan memasuki fase sunset atau transitioning out, alias lambat laun akan ditinggalkan.

"Bukan berarti 100 persen akan langsung menggantikan Kurikulum 2013 ya, tapi K 2013 dalam masa sunset atau transitioning out. Kini 80 persen sekolah formal sudah memakai Kurikulum Merdeka Belajar, sehingga 2024, untuk menuju ke 100 persen tidak sulit saya kira," imbuh dia.

Dia memaparkan perubahan utama Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka Belajar adalah pemangkasan materi. Kurikulum 2013 dinilai sangat padat materi.

"Di Kurikulum 2013 ada 1 hal yang menghambat, yakni materinya luar biasa padat. Dengan materi yang padat, secara rasional guru mengejarnya, menyampaikan materi dengan ceramah. Maka kami kini eksplisit secara sengaja mengurangi materi. Perubahan utama dari K2013 ke Kurikulum Merdeka Belajar, pangkas materi," jelas dia.

Nino mengungkapkan tak semua unsur di Kurikulum 2013 ditinggalkan, yang bagus tetap dilanjutkan di Kurikulum Merdeka Belajar.

"Kurikulum 2013, itu ada penguatan karakter, ini kita lanjutkan di Kurikulum Merdeka Belajar. Namun penguatan karakter ini tidak mendapatkan jam khusus di Kurikulum 2013, di Kurikulum Merdeka jelas, ada satu hari dalam seminggu untuk penguatan karakter melalui project based learning," urainya.

Kekakuan di Kurikulum 2013 juga dihilangkan. Contoh, di Kurikulum 2013 pelajaran matematika dipatok kaku harus berapa jam tiap hari atau pekan. Di Kurikulum Merdeka, dipatok jumlah jam per tahun, misal 100 jam pelajaran per tahun. Alokasi teknisnya, disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi sekolah masing-masing, tidak harus per hari atau per pekan.




(nwk/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads