Siswa SMA Banjarmasin Tikam Teman Imbas Sering Di-bully, Ini Kata Federasi Guru

ADVERTISEMENT

Siswa SMA Banjarmasin Tikam Teman Imbas Sering Di-bully, Ini Kata Federasi Guru

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 04 Agu 2023 15:00 WIB
Boy bullied
Foto: iStock
Jakarta -

Seorang siswa SMA di Banjarmasin berinisial AR (15) menikam teman kelasnya MR (15). Kejadian tersebut menjadi viral setelah video penikaman tersebar luas di media sosial.

Kronologis secara singkat terjadi pada saat korban duduk di bangku belakang. Lalu, pelaku datang menghampiri korban, dan menikamnya beberapa kali.

Akibat penikaman tersebut, korban mengalami luka di tubuhnya dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Korban pun harus dirawat dan mendapat jahitan luka di bagian perut dan lengannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perkembangan kondisi korban saat ini baru selesai melakukan operasi, Alhamdulillah masih stabil untuk kondisinya," ujar Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Thomas Afrian, dikutip dari detiknews, Jumat (4/8/2023).

Pelaku Sering Di-bully Korban

Siswa AR mengaku kepada polisi bahwa dirinya sering di-bully oleh korban. Ia kesal karena tidak hanya satu atau dua kali dirundung temannya tersebut, sehingga memutuskan untuk menikam MR.

ADVERTISEMENT

"Pelaku menerangkan karena sakit hati kepada korban. Karena korban saat itu mem-bully pelaku dan saat itu ada teman-temannya pelaku juga di situ. Dan memang pelaku dari dulu sering di-bully jadi bukan sekali dua kali," kata Thomas.

Setelah kejadian penikaman, AR sempat melarikan diri dengan masih membawa pisau yang berlumur darah. Namun, ia akhirnya berhasil diamankan oleh pihak polisi dan dibawa untuk dilakukan penyelidikan terhadapnya.

"Di mana pelaku sendiri itu pelajar di SMA tersebut. Saat itu korban di kelas terus didatangi pelaku dan langsung menghujani tikaman menggunakan senjata tajam setelah Itu pelaku melarikan diri," terang Thomas.

FSGI Usul Pembentukkan Satgas Anti Kekerasan

Menanggapi kasus bullying yang terjadi di Banjarmasin tersebut, FSGI mendorong Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan untuk melakukan evaluasi atas kejadian tersebut demi keamanan siswa lainnya mengingat pelaku bisa lolos dari pengawasan pihak sekolah.

Selain itu, FSGI menilai perlu adanya asesmen psikologi terhadap para siswa setelah mereka menyaksikan kejadian penikaman tersebut. Hal ini diharapkan bisa memulihkan kondisi psikologi korban, pelaku maupun siswa lainnya.

Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pasca kejadian, FSGI mendorong Itjen Kemendikbudristek untuk menuntaskan penanganan kasus tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang terkandung dalam Permendikbudristek No. 82/2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk Satgas anti kekerasan dan membuka kanal pengaduan secara daring. Upaya ini wajib bagi pihak SMA/SMK dalam melakukan pencegahan dan penanganan tindak kekerasan lainnya terjadi di sekolah.

Mayoritas Pelaku Bullying adalah Siswa

Selaras dengan kasus penikaman dan bullying di SMA tersebut, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan bahwa kasus bullying di sekolah mayoritas dilakukan oleh siswa. Dari 16 kasus bullying selama Januari-Juli 2023, terdapat sebanyak 87 siswa yang merupakan pelaku perundungan.

Sisanya dilakukan oleh 5 pendidik (5,3%), 1 orang tua peserta didik (1,1%) , dan 1 Kepala Madrasah (1,1%). Adapun korban terbesar adalah siswa juga dengan persentase 95,4%. Sedangkan tempat terjadinya bullying mayoritas di SD (25%) dan SMP (25%), kemudian di SMA (18,75%) dan SMK ( 18,75%), di MTs (6,25%) dan Pondok Pesantren (6,25%).




(cyu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads