Survei Perundungan: 1 dari 3 Anak Alami Pemukulan, Bagaimana Cara Mencegahnya?

ADVERTISEMENT

Survei Perundungan: 1 dari 3 Anak Alami Pemukulan, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 09 Jul 2023 13:00 WIB
Close up compassionate young foster parent holding hands of little kid girl, giving psychological help, supporting at home. Sincere different generations family sharing secrets or making peace.
1 dari 3 anak alami pemukulan, tapi hanya 1 dari 4 anak melapor jika alami perundungan pada orang tua, ungkap survei StC Indonesia. Bagaimana cara mencegahnya? Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Kabar kasus perundungan di sekolah dan di rumah kembali marak. Berdasarkan riset Save the Children Indonesia 2022, 1.187 anak pernah mengalami perundungan. Satu dari tiga anak bahkan pernah mengalami pemukulan dalam perundungan.

Perundungan (bullying) adalah perilaku tidak menyenangkan oleh satu atau sekelompok orang, baik secara verbal maupun fisik, yang membuat pihak terundung tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan.

Dikutip dari laman Kemdikbud, perundungan yang dibiarkan adalah benih kekerasan lain, seperti intimidasi, tawuran, pengeroyokan, hingga pembunuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perundungan termasuk tiga dosa besar pendidikan sebagai bentuk penindasan dan kekerasan. Dua dosa besar pendidikan lainnya yaitu kekerasan seksual dan intoleransi.

Kendati hidup di lingkungan kaya budaya, kebaikan, dan toleransi, perundungan masih menjadi ancaman serius bagi anak-anak di sekolah, rumah, maupun internet.

ADVERTISEMENT

Perundungan di lingkungan ini termasuk pelecehan verbal hingga fisik. Akibatnya, anak-anak kerap menjadi korban tindakan intimidasi maupun pengucilan yang merusak kepercayaan diri, berisiko pada depresi, hingga bunuh diri.

Ejekan merupakan perundungan paling banyak ditemukan (92 persen). Hampir 47 persen anak yang mengalami perundungan mengaku tidak banyak punya teman.

Namun, hanya satu dari empat anak yang melapor ke orang tuanya jika mengalami perundungan. Save the Children Indonesia mendapati, faktor utama perundungan adalah ketidaksadaran bahwa sudah merundung dan mengejek anak. Hal ini terjadi karena kurang pengetahuan tentang perundungan dan bahaya.

Lebih jauh, riwayat mengalami kekerasan dan pengasuhan dengan kekerasan, serta lingkungan masyarakat dan budaya yang permisif pada kekerasan juga memengaruhi perundungan makin banyak terjadi. Untuk itu, berikut sejumlah langkah mengatasi perundungan bagi orang tua, pendidik, serta kelompok anak:

Cara Mengatasi Bullying untuk Orang Tua

1. Lindungi anak dari kekerasan

2. Jadi sahabat untuk anak

3. Penuhi hak partisipasi anak

4. Dengarkan anak

5. Berikan apresiasi pada setiap proses yang akan, sedang, dan sudah dilakukan anak

Cara Mengatasi Bullying untuk Guru atau Pendidik

1. Pahami psikologi perkembangan anak dan perlindungan anak

2. Jadikan anak-anak sebagai subjek pendidikan, bukan objek pendidikan, sehingga mengubah cara melihat dan memperlakukan anak sesuai kapasitas dan tumbuh kembangnya, termasuk pada anak dengan disabilitas

3. Memastikan anak terlindungi dari semua bentuk kekerasan, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah

Cara Mengatasi Bullying untuk Anak

1. Hargai sesama

2. Lindungi diri dan teman dari kekerasan

3. Tidak membeda-bedakan orang

4. Laporkan pada orang yang dipercaya jika mengetahui atau mengalami perundungan

Cara Mengatasi Bullying untuk Masyarakat

1. Tingkatkan kesadaran bahwa perundungan adalah bentuk kekerasan pada anak

2. Jangan lakukan pembiaran

Pengentasan bullying dapat berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bagi semua anak-anak. Apakah detikers sudah coba cara mencegah perundungan di atas?




(twu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads