Pandemi Covid-19 sempat menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran di seluruh dunia. Indonesia turut merasakan pengurangan kemampuan pembelajaran terutama di bidang literasi dan numerasi.
Kemdikbudristek melakukan riset pada 3.391 siswa SD dari 7 kabupaten/kota di 4 provinsi. Menurut situs resminya, data diambil pada bulan Januari 2020 dan April 2021.
Hasil riset menunjukkan, sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun di kelas 1 SD adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Setelah pandemi, kemampuan literasi siswa berkurang setara dengan 6 bulan belajar, sedangkan untuk numerasi, learning loss setara dengan 5 bulan belajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna mengatasi hal ini, Kemdikbudristek mulai melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) hingga penerapan kurikulum darurat. Kurikulum darurat mulanya ditawarkan sebagai opsi ke sekolah-sekolah.
Fokus kurikulum berupa pemulihan pembelajaran dengan memangkas ketertinggalan pembelajaran dari 6 bulan menjadi 1 bulan. Setelah melihat keberhasilan kurikulum, barulah Kemdikbudristek melakukan penyempurnaan dengan kurikulum prototipe.
"Kami uji cobakan di 2.500 sekolah untuk mengkaji lebih lanjut tingkat pemulihan pembelajaran," ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbduristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam Puncak Acara Festival Kurikulum Merdeka 2023 via Youtube Kemdikbud RI, Selasa (27/6/2023).
Barulah pada Februari 2023, Kemdikbduristek meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai penyempurnaan dari kedua kurikulum sebelumnya. Lanjut Nadiem, kurikulum ini berfokus pada materi esensial dengan mengutamakan perkembangan kompetensi peserta didik.
"Dengan terobosan Merdeka Belajar, kita menjadi salah satu dari sedikit negara yang mampu menerapkan solusi cepat dan tepat kurikulum darurat," ungkapnya.
Nadiem berharap, Kurikulum Merdeka dapat memperbaiki kualitas sistem pendidikan dan melahirkan generasi pelajar pancasila. Ia juga mengajak setiap satuan pendidikan untuk memastikan Kurikulum Merdeka bisa ditetapkan oleh semua sekolah di Indonesia.
"Mari kita memperkuat semangat kita akselerasi pemulihan krisis pembelajaran dan memberikan kemerdekaan yang sebesar-besarnya untuk para guru dan peserta didik kita," pungkasnya.
(nir/faz)