Kemendikbudristek melarang sekolah menggunakan tes membaca, menulis, dan menghitung (calistung) dalam Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB SD/MI. Sejumlah sekolah sudah menghapuskan model seleksi tersebut, salah satunya adalah SD Prof Moestopo Bandung.
Sekolah yang berdiri sejak 1986 itu sudah menghapus tes calistung dalam seleksi masuk sejak lama. Sebagai gantinya, SD Prof Moestopo fokus pada kemampuan berkomunikasi, kematangan emosi, dan keterampilan fisik para calon murid.
"Bagaimana kemampuan berkomunikasi, kemampuan bersosialisasi. Kemudian kematangan emosinya. Lalu juga keterampilan fisik motoriknya, motorik kasar, motorik halus," papar Kepala Sekolah Dasar Prof Moestopo Masniari Lyn Parliana Pakpahan pada Silaturahmi Merdeka Belajar: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan via Youtube Kemdikbud RI, Kamis (6/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, tes masuk SD Prof Moestopo ini dilakukan dengan wawancara pada orang tua maupun calon peserta didik. Bagaimana caranya? simak berikut ini.
Wawancara Orang Tua dan Calon Peserta Didik
Untuk menggali informasi tentang calon peserta didik, guru-guru di SD Prof Moestopo melakukan wawancara dengan para orang tua. Di sini, para guru mencari tahu tentang kesiapan anak untuk sekolah.
"Kami juga melakukan komunikasi dengan calon peserta didik baru. Nah tentunya komunikasi dengan calon peserta didik baru kami buat dalam suasana yang menyenangkan," terang Masniari.
Lanjutnya, para guru akan mengajak anak bermain agar suasana lebih nyaman dan menyenangkan. Misalnya dengan main lempar tangkap bola atau berjalan lurus di tiang.
"Sambil bermain, kami juga berkomunikasi. Kami memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk dijawab anak," ujarnya.
"Pada saat bermain inilah kami mengamati bagaimana kesiapan anak ini untuk bisa masuk ke jenjang SD. Bagaimana kesiapan komunikasi, sosialnya. Kemudian bagaimana kesiapan fisik motorik kasar, halus. Lalu juga kesiapan kognitifnya melalui permainan tadi," sambungnya.
Lakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dan Masa Pembiasaan
Setelah diterima, siswa akan diikutkan dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dalam kegiatan ini, siswa akan dikenalkan antar teman, guru, dan lingkungan sekolah.
"Jadi anak-anak tadi merasa nyaman, sudah mengenal semuanya sehingga senang," ujar Masniari.
Selain MPLS, siswa juga diajarkan untuk melakukan pembiasaan. Pembiasaan ini termasuk sikap belajar yang baik serta karakter. Dalam sikap belajar yang baik, siswa akan diajarkan cara duduk yang benar, cara memegang pensil, kemudian mulai membuka buku.
"Jadi pembiasaaan supaya dia belajar dengan baik," jelasnya.
Pembiasaan karakter juga turut diajarkan. Sedari dini, siswa sudah diajarkan untuk memiliki karakter disiplin dan tanggung jawab. Salah satu kegiatan di mana siswa akan belajar tentang karakter adalah melalui pramuka.
"Kami ada kegiatan pramuka. jadi kegiatan pramuka [berupa] kemandirian, tanggung jawab, bisa dibiasakan," tuturnya.
Raih Skor Literasi dan Numerasi di Atas Minimum
Meski tidak mensyaratkan tes calistung, SD Moestopo terbukti berhasil meraih skor literasi dan numerasi di atas minimum. Melalui Rapor Pendidikan Kemdikbudristek, SD Moestopo unggul dalam literasi dan numerasi.
"Jadi ini semakin meyakinkan kami tanpa tes calistung, anak-anak bisa berhasil," pungkas Masniari.
(nir/pal)