SMK Industri Logam tak tampak seperti sekolah unggulan pada umumnya. Lokasinya terletak di sebuah desa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Namun, sekolah vokasi ini punya jurusan yang langka di Indonesia. Apa itu?
SMK Industri Logam di desa Cijati, Kecamatan Situraja, Sumedang itu memiliki jurusan Teknik Pengecoran Logam. Dari jurusan itu, banyak lulusannya yang terserap ke dunia industri.
Jurusan teknik pengecoran logam sendiri adalah jurusan yang mempelajari tentang perancangan tuangan, pembuatan pola, proses peleburan, pengujian dan analisa bahan dan perlakuan panas seperti dilansir dari Politeknik Manufaktur Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendirian jurusan ini bermula dari saudara pendiri sekolah yang membuka usaha pengecoran logam.
"Awal mulanya ada Saudara dari pemilik yayasan yang bekerja di perusahaan pengecoran logam, sehingga yang memiliki yayasan sekolah ini ingin mendirikan Jurusan Pengecoran Logam. Kami lalu mencari informasi tentang adanya jurusan pengecoran logam," kisah Kepala SMK Industri Logam, Agus Herdiana dalam laman Ditjen Vokasi dikutip Jumat (11/11/2022).
Alhasil, sekolah ini mulai beroperasi pada 2010 dengan jumlah siswa hanya 20 orang. Tahun demi tahun jumlah muridnya semakin meningkat.
"Tahun berikutnya tambah 44 siswa baru. Karena sudah ada kelas 11, akhirnya diminta oleh Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung untuk melakukan praktik magang di sana. Kerja sama ini juga termasuk membahas kurikulum, hingga akhirnya sekolah ini menjadi binaan Polman sampai sekarang," ujar Agus.
Cetak Prestasi hingga Kerja Sama dengan Bidang Industri
Menjadi salah satu SMK dengan jurusan langka tak memadamkan semangat SMK Industri Logam. Sekolah ini tercatat kerap meraih juara dalam ajang Akito, perlombaan siswa dalam bidang pengecoran logam, yang diselenggarakan Komatsu.
"Tahun lalu bahkan meraih juara 1 dan 2," tutur Agus.
Tak hanya prestasi, pada 2017 sekolah ini mulai digandeng oleh PT Komatsu Indonesia untuk memberikan kesempatan magang siswa di perusahaan tersebut, termasuk penyelarasan kurikulum dan guru tamu.
"Adanya kerja sama dengan industri ini juga turut meningkatkan jumlah siswa dan informasi kepada masyarakat terkait sekolah ini," ujarnya.
Selain Komatsu, pihak sekolah juga menjalin kerja sama dengan perusahaan lainnya, yakni Jaya Indah Casting (JIC) dan PT Gopal.
"Adapun untuk yang diterima bekerja, terakhir kami menyodorkan 40 siswa ke Komatsu, yang lolos tahap awal 20 siswa. Yang lainnya ada yang diterima bekerja di JIC, Gopal, hingga ke Pekalongan. Bahkan, tahun pertama kelulusan pada 2013 semua lulusan direkrut oleh PT Gopal," jelasnya.
Bangun Asrama untuk Siswa dari Luar Kabupaten
Dengan luas saat ini sekitar 9.000 m2 dan menaungi 149 siswa, sekolah ini juga memiliki asrama yang diperuntukkan bagi siswa di luar Kabupaten Sumedang.
"Kami fasilitasi gratis untuk menginap saja," ujar Agus.
Agus berharap, SMK Industri Logam dapat terus mengembangkan berbagai fasilitas lain, terutama sarana praktik, yang sebagian besarnya masih milik sendiri.
"Kami juga belum banyak melakukan studi banding karena Jurusan Pengecoran Logam masih langka," pungkasnya.
(nir/pal)