Tumbuh Kembang Anak di Luar Kehendak & Kecakapan Pendidik, Ini Strategi Kemendikbud

ADVERTISEMENT

Tumbuh Kembang Anak di Luar Kehendak & Kecakapan Pendidik, Ini Strategi Kemendikbud

Kristina - detikEdu
Rabu, 20 Apr 2022 14:15 WIB
Ilustrasi anak-anak belajar dengan komputer
Foto: Thinkstock/Randy Faris/Fuse/Tumbuh Kembang Anak Ada di Luar Kehendak & Kecakapan Pendidik
Jakarta -

Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Zulfikri Anas, menyebut bahwa penerapan kurikulum harus mengikuti tumbuh kembang anak dan potensi peserta didik.

Menurutnya, secara esensi kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk membantu anak dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, kurikulum dipandang harus mengikuti anak dalam membantu proses pendidikannya.

"Satu hal menarik, dalam filosofi (kurikulum) tersebut salah satunya diungkapkan bahwa tumbuh kembang anak terletak di luar kehendak dan kecakapan kita kaum pendidik. Selama ini kita mungkin lebih mendominasi proses belajar mereka," kata Zulfikri dalam keterangannya, Rabu (20/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kurikulum Merdeka yang diluncurkan pada 2022 ini dirasa dapat menjadi alat untuk menyesuaikan dengan potensi peserta didik. "Dengan Kurikulum Merdeka kita akan menyesuaikan, mengembalikan pada kodratnya," imbuhnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka menyediakan layanan kepada setiap peserta didik untuk dapat mengenali potensi-potensi uniknya sejak dini. Zulfikri menilai, ketika para guru keliru dalam memberikan layanan, akibatnya anak-anak tidak akan menemukan fitrah uniknya.

ADVERTISEMENT

"Jadi sebelum kita menyusun rencana pembelajaran, kita harus terlebih dahulu mengenali mereka. Bisa jadi di awal kita mengenalkan pembelajaran, kita terlebih dahulu mengenali anak-anak, bisa dengan berbagai cara melakukan asesmen awal dan yang penting di bulan-bulan awal guru-guru mempunyai peta mengenai kemampuan awal anak sebelum memulai pembelajaran," lanjutnya.

Dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka, guru dapat memanfaatkan platform Merdeka Mengajar yang dapat diakses kapan dan di mana saja. Sampai saat ini, sudah tersedia lebih dari 2.000 perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka dalam platform tersebut.

Tenaga Ahli Teknologi Kemendikbudristek, Lasty Devira Kesdu, menjelaskan bahwa platform Merdeka Mengajar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.

"Platform ini merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila serta mendukung guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya lebih baik lagi," terang Lasty.

"Platform ini juga akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan pengembangan peserta didik," tambahnya.

Kurikulum Merdeka dirasa lebih fleksibel>>>

Kurikulum Merdeka Dirasa Lebih Fleksibel

Guru Fisika SMAN 1 Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Yudi Nugraha, menilai bahwa Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan dalam memilih format, pengalaman, materi esensial yang dibutuhkan, serta menentukan modul yang cocok untuk pembelajaran di lingkungan sekolah.

"Ada beberapa hal yang kami rasa berbeda dengan kurikulum sebelumnya yaitu mengenai proses pembelajarannya. Khusus untuk proses pembelajarannya berdiferensiasi, kami sudah sampai pada tahap melaksanakan pembelajaran diferensiasi itu seperti apa," terang Yudi.

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran untuk berkolaborasi dalam meningkatkan pemahaman sesama guru mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Tujuannya tak lain agar pembelajaran tersebut dapat mengakomodir kebutuhan siswa.

"Di sekolah kami, pemetaan terhadap anak itu sudah dilakukan di awal dan itu tidak bermuatan mata pelajaran," tambahnya.

Lebih lanjut, Yudi menceritakan bagaimana ia melakukan proses pemetaan untuk mengetahui potensi siswa di sekolah tempatnya mengajar. Sebagai langkah awal, guru-guru membuat pemetaan yang sudah disusun oleh panitia (komite pembelajaran).

Selanjutnya, para guru mengelola pelaksanaan asesmen pada tahap awal pembelajaran. Satuan pendidikan juga melibatkan wali kelas dalam pelaksanaanya. Kemudian, hasil pemetaan yang terdiri atas gaya belajar dan profil siswa, diserahkan kepada guru mata pelajaran untuk mempersiapkan pembelajaran.


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads