Muncul Petisi Tolak Ujian Sekolah Offline, "Perjuangkan US Online"

ADVERTISEMENT

Muncul Petisi Tolak Ujian Sekolah Offline, "Perjuangkan US Online"

Anatasia Anjani - detikEdu
Kamis, 10 Mar 2022 10:15 WIB
Ilustrasi petisi online
Ilustrasi Petisi. Foto: Getty Images/iStockphoto/AndreyPopov
Jakarta -

Sebuah petisi online dilayangkan pada Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta meminta pelaksanaan Ujian Sekolah (US) online. Petisi yang bisa dilihat di change.org tersebut dilatari kekhawatiran infeksi COVID-19.

Dalam petisi tersebut dijelaskan keputusan pelaksanaan US harus secara offline. Petisi juga menyertakan surat nomor 20878/-1.851.3 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ujian Sekolah dan Ujian Pendidikan Kesetaraan di Satuan Pendidikan dan Kriteria Kelulusan Tahun Pelajaran 2021/2022.

"Izinkan kami, bersama dukungan orang tua peserta didik angkatan 2022, untuk menyampaikan permohonan terkait dengan pelaksanaan US. Permohonan ini didasari hasil diskusi dan analisis bersama teman-teman juga orang tua kami yang mempertimbangkan alternatif pelaksanaan US, yaitu secara daring," tulis petisi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut poin-poin petisi yang dikirimkan akun bernama Perwakilan Murid Angkatan 2022 terkait ujian sekolah offline. Pantauan detikEdu pada Kamis (10/3/2021), petisi telah ditandatangani 12.290 orang.

Poin I: Kondisi Saat Ini, Swab Test, dan Health Monitoring

Berdasarkan berbagai analisis dan ekspedisi, dari rentang waktu belakangan ini, terdapat beberapa dari kami, kerabat, dan anggota keluarga kami yang bergejala dan positif COVID-19, termasuk lansia-lansia di rumah kami yang berisiko tinggi tertular COVID-19. Bahkan, mayoritas dari kami belum dibolehkan untuk melaksanakan sekolah secara luring.

ADVERTISEMENT

Risiko tersebut dapat diminimalisasi, bila sekolah bersedia menyediakan fasilitas swab test massal- kredibilitasnya jauh lebih akurat dibandingkan rapid antigen yang tidak dapat mendeteksi positif COVID-19 jika CT Value di atas 30. Swab test massal ini dapat dilakukan serentak untuk seluruh warga sekolah, termasuk peserta didik, sebelum US secara luring dilaksanakan.

Poin II: PTMT, Mobilitas, dan Peninjauannya

Jika ditelisik dari absensi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) beberapa waktu belakangan ini di berbagai sekolah, masih sangat banyak yang belum diizinkan orang tuanya. Hal ini tentu dilatarbelakangi dari jumlah kasus positif COVID-19 cukup mengkhawatirkan.

US yang tetap dilaksanakan secara luring, bisa memberikan penambahan risiko, bukan hanya kepada peserta didik, tetapi juga warga sekolah dan orang-orang di rumah yang sangat rentan terpapar COVID-19 - lansia, penderita komorbid. Sangat disayangkan jika ada potensi menghadapi risiko yang serupa berulang kali ketika beliau sendiri tidak keluar rumah.

Maka dari itu, dapat disimpulkan:

1). Jika US dilaksanakan secara luring, sesuai dengan Poin 1, kami bersedia jika sekolah menyediakan fasilitas swab test massal untuk seluruh peserta US.

2). Jika US dilaksanakan secara daring, tidak akan ada risiko besar terpapar COVID-19. Pelaksanaan akan berjalan lebih efisien dan efektif sesuai dengan pelaksanaan ujian-ujian sebelumnya.

Menanggapi petisi tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Disdik DKI Jakarta Taga Radja menyatakan akan mengkomunikasikan hal itu kepada pihak sekolah. Pelaksanaan US online atau offline seharusnya tak jadi masalah.

"Apakah memang dilarang anak itu ikut US daring (dalam jaringan/online) sehingga harus petisi gitu lo. Nanti kita mungkin akan komunikasikan dengan pihak sekolah atau orang tua," ujar Taga saat dihubungi detikEdu, Kamis (10/3/2022).

Menurut Taga, orang tua murid dapat menyampaikan pada sekolah jika anaknya tidak bisa melakukan ujian sekolah offline. Misalnya pada kasus siswa dengan penyakit penyerta atau komorbid. Selanjutnya, orang tua dan sekolah bisa mendiskusikan alternatif terbaik untuk siswa.




(atj/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads