6 Tips Liburan Sekolah di Tengah Pandemi: Tetap Seru dan Aman

ADVERTISEMENT

6 Tips Liburan Sekolah di Tengah Pandemi: Tetap Seru dan Aman

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 17 Des 2021 09:30 WIB
Libur sekolah di Pantai Pulau Merah
Pantai Merah, salah satu destinasi libur sekolah. Sebelum libur, cek dulu tips liburan di tengah pandemi berikut, ya!Foto: Ardian Fanani/detikcom
Jakarta -

Udah hawa-hawa liburan sekolah ya, detikers? Makin semangat nih menyambut liburan karena kebijakan libur sekolah sudah kembali ke kalender akademik yang ditetapkan masing-masing pemerintah daerah. Tetapi, dengan situasi yang masih di tengah pandemi, bagaimana sebaiknya kita mengisi libur sekolah?

Psikolog Ari Pratiwi dari Universitas Brawijaya menuturkan, liburan di tengah pandemi perlu disiapkan baik oleh siswa maupun bersama orang tua. Begini triknya.

Tips Libur Sekolah saat Pandemi

Literally Liburan

Pertama, mental dulu yang perlu disiapkan. Konselor Pusat Pengembangan Pendidikan Akademik dan Profesional UB ini menjelaskan, siswa saat ini mengalami situasi libur sekolah yang berbeda dengan sebelum pandemi. Yang dulu satu sesi sekolah offline penuh dan dilanjutkan dengan satu sesi libur sekolah penuh, kini beda cerita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadwal sekolah yang belum sepenuhnya luring saat pandemi, kata Ari, memengaruhi situasi sekolah yang bisa jadi belum optimal di berbagai daerah. Nah, agar tidak "libur rasa sekolah" atau "sekolah rasa libur", kata Ari, siswa perlu menetapkan pada diri bahwa libur adalah waktu yang sepenuhnya dipergunakan untuk menyegarkan diri lagi.

"Jangan libur rasa sekolah. Jadi libur itu literally libur, untuk refreshing," tutur Ari pada detikEdu, Kamis (16/12/2021).

ADVERTISEMENT

Di Rumah atau di Luar?

Ari menuturkan, liburan tidak harus pergi ke luar rumah. Namun, pandemi yang membuat siswa sudah cukup lama tidak tidak bepergian, bisa jadi memicu keinginan untuk bepergian.

Jika ingin tetap di rumah, kata Ari, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Kuncinya, lakukan hal di luar rutinitas sehari-hari. Contoh, kalau sudah lelah menatap layar, coba membuat kue, mengecat sesuatu di rumah, membuat kerajinan tangan, dan lain-lain.

Program liburan online, sambungnya, juga bisa dicoba. Contoh, ikut bootcamp atau kelas menggambar karakter, menari, sampai kelas coding.

Hangout Tanpa Keluarga

Dosen Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya ini menuturkan, seiring tumbuh kembang siswa, anak usia SMP dan SMA akan cenderung sibuk bersama teman dan circle-nya, yang tidak semuanya bisa diikuti orang tua.

Untuk itu, playdate, menginap di rumah teman, atau pergi bersama teman bisa jadi pilihan. Yang perlu disiapkan, kata Ari, terutama yaitu prokes di masa pandemi.

Masker cadangan, contohnya, perlu dihitung dan disiapkan kebutuhannya sesuai durasi bepergian. Begitu juga hand sanitizer, di samping mempraktikkan jaga jarak. Orang tua, kata Ari, punya peran untuk mengingatkan ini pada anak.

Ari mengingatkan, siswa SMP dan SMA juga perlu tetap sadar dan menjaga diri dengan menerapkan prokes.

"Jangan karena melihat selama ini tidak ada yang sakit, yaudah berarti aman, tidak begitu. Ini pencegahan, jadi harus ditanamkan jika ingin bepergian tanpa keluarga," tuturnya.

Pilih-Pilih Destinasi

Jika memutuskan untuk bepergian, pemilihan destinasi juga penting agar liburan seru. Destinasi yang tepat bagi siswa, kata Ari, bisa disesuaikan dengan kebiasaan tahunan di rumah dan preferensi anggota keluarga.

Diskusi soal tempat libur sekolah dengan orang tua juga memancing kedekatan, lho. Di samping itu, kata Ari, diskusi soal destinasi dan preferensi untuk libur sekolah bisa membantu siswa belajar memutuskan sesuatu, merasa dan belajar terlibat dalam keluarga, dan juga berpikir kritis soal destinasi yang tepat bagi keluarga.

Ari mengatakan, destinasi tepat adalah destinasi di mana semua anggota keluarga bisa senang di sana. Destinasi tepat juga berarti sebuah destinasi memiliki harga terjangkau, dapat dikunjungi di situasi pandemi dan rawan bencana, di musim hujan, dan situasi lain.

"Jadi pengennya ke mana, harus seneng semuanya sama kesepakatan tersebut," kata Ari.

Cek Syarat Masuk

Sebelum bepergian, Ari mengingatkan, jangan lupa pastikan syarat masuk tiap destinasi wisata dan syarat bepergian. Contoh, hasil tes PCR, antigen, sertifikat vaksin atau PeduliLindungi. Dengan demikian, siswa bisa mengecek dulu, apakah tempat-tempat tersebut memungkinkan didatangi.

Ari menambahkan, dalam persiapan syarat, orang tua siswa juga berperan untuk mengkomunikasikan pembatasan bepergian dan syarat-syarat terkait pandemi di tempat wisata.

Jaga Semangat dengan Plan B

Udah semangat liburan, tahu-tahu enggak bisa liburan ke tempat incaran. Kalau sudah begini, kata Ari, orang tua dan siswa bisa merencanakan rencana kedua atau plan B. Jauh-jauh hari, siswa dan orang tua bisa berbagi opsi rencana libur sekolah, baik di dalam kota, maupun luar kota. Jangan lupa cek aturan yang berlaku di perjalanan dan di tempat tujuan, destinasi incaran adik atau kakak, barang yang perlu dibawa, dan kegiatan yang mau dilakukan.

"Lalu kalau enggak bisa bepergian, berarti harus (libur sekolah) di rumah. Nah siapkan juga, misal mau ngapain. Ini bisa sambil didiskusikan juga," imbuhnya.

Nah, itu dia tips liburan di saat pandemi dari psikolog. Udah siapin rencana libur sekolah belum, detikers?




(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads