Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul mengungkapkan beberapa Sekolah Dasar (SD) di Gunungkidul kekurangan murid dan berakhir dengan regrouping atau penggabungan SD. Minimnya murid disebut karena suksesnya program Keluarga Berencana (KB).
Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Sudya Marsita mengatakan tahun ini SD Negeri Candirejo 2 di Kapanewon Semanu, Gunungkidul akan melebur dengan SD Negeri Sumber di Kapanewon Semin, Gunungkidul. Penggabungan kedua sekolah tersebut karena minimnya jumlah murid.
"Karena minimnya murid, tahun ini ada dua sekolah yang bakal dilebur menjadi satu," ucapnya saat dihubungi wartawan, Senin (2/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekurangan murid, kata Sudya, apabila jumlah murid untuk satu kelas kurang dari 10 orang. Di mana hal tersebut tidak efisien dan efektif dalam proses belajar mengajar khususnya bagi guru pengampu.
Menyoal penyebab kekurangan murid yang terjadi di beberapa SD di Gunungkidul, Sudya mengaku karena adanya program KB sejak masa orde baru. Di mana program KB menyarankan orangtua hanya memiliki 2 anak saja.
"Jadi minimnya murid ini karena KB (Keluarga Berencana) itu berhasil ya," katanya.
Bahkan, berdasarkan hasil pendataan sejak 2014 tercatat ada 58 SD Negeri di Gunungkidul yang bakal digabung akibat kekurangan murid. Namun hingga saat ini praktiknya masih belasan SD yang terkena penggabungan.
"Tapi hingga saat ini baru 17 sekolah yang berhasil digabung. Sehingga masih ada 41 sekolah yang menunggu untuk digabung," ucapnya.
Menurutnya, kendala penggabungan SD muncul karena orangtua dan tokoh masyarakat setempat belum mau sekolah anak-anaknya digabung. Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada orangtua murid agar bisa menerima sekolah di wilayahnya digabung.
"Karena itu kita terus melakukan pendekatan ya, semua itu biar (penggabungan sekolah) tidak menimbulkan polemik," ujar Sudya.
(pal/pal)