2 Tips Ciptakan Lingkungan Belajar yang Baik Sejak Dini dari Kemendikbudristek

ADVERTISEMENT

2 Tips Ciptakan Lingkungan Belajar yang Baik Sejak Dini dari Kemendikbudristek

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 23 Jul 2021 20:10 WIB
Sejumlah anak didampingi gurunya tengah bermain di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bintang Ceria, Pejagalan, Tambora, Jakarta, Jumat (12/2/2016). Sekolah yang berada di kolong jembatan layang tersebut tidak memungut biaya karena sebagian besar muridnya yang berjumlah 89 siswa berasal dari keluarga yang tidak mampu. Para guru yang mengajar juga secara Sukarela demi mencerdaskan generasi penerus bangsa. Rachman Haryanto/detikcom.
Foto: Rachman Haryanto/Ilustrasi 2 Tips Ciptakan Lingkungan Belajar yang Baik Sejak Dini dari Kemendikbudristek
Jakarta -

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengajak pendidik dan orang tua menghadirkan lingkungan belajar yang baik sejak dini. Terlebih di masa pandemi COVID-19.

Menurut Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Padahal, anak-anak perlu lingkungan belajar yang baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kondisi pandemi akan menjadi tantangan untuk para pendidik khususnya di hari anak nasional kali ini agar bisa memastikan dunia anak tetap luas dan kaya melalui hadirnya lingkungan belajar yang baik," kata dia dalam acara Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2021 yang disiarkan secara virtual di akun youtube resmi Kemdikbud RI.


Jumeri menyampaikan bahwa para pejuang pendidikan dapat bergerak bersama memberikan lingkungan belajar yang baik bagi setiap anak di nusantara dengan 2 cara:

ADVERTISEMENT


Pertama adalah kemitraan antara satuan PAUD dan orang tua adalah dasar yang paling utama yang perlu dipahami. Pendidik dan orang tua merupakan sumber belajar serta mitra pengajar.


Pendidik menawarkan kemampuan pedagogik dalam merancang kegiatan pembelajaran dan orang tua memperkaya muatan tersebut dengan sumber daya yang dimiliki di rumah, termasuk interaksi positif dan dialog yang menumbuhkan kelekatan, rasa percaya dan aman.


"Disaat yang bersamaan, dengan adanya kemitraan tersebut dapat memberikan manfaat lainnya yaitu memperkaya kosakata anak, meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan bernalar, kemampuan menyimak memirsa dan mengajak anak berpikir kritis," ungkap Jumeri.


Kedua menjadikan lingkungan anak kaya akan keaksaraan. Lingkungan keaksaraan mempunyai kaitan dengan buku bacaan anak dan ragam media yang kaya teks dan gambar karena buku bacaan dapat menjadi alat untuk tetap memperkaya pemahaman anak mengenai dunia.


Menurut Jumeri, salah satu caranya adalah dengan membacakan buku pada anak. Sudah banyak penelitian yang mengidentifikasi manfaat dari membacakan buku pada anak.


Penelitian pada tahun 2020 menyajikan inferensi bahwa anak usia 5 tahun yang dibacakan buku oleh anggota keluarganya memiliki kemampuan empati, kelekatan kepada anggota keluarga, kemampuan prososial, kemampuan untuk meregulasi emosi yang lebih tinggi dibanding kelompok anak usia sama yang tidak dibacakan buku oleh anggota keluarganya.


"Atas dasar itu, perlu meningkatkan akses buku bacaan untuk anak dalam melawan kesenjangan pada setiap daerah. Kemudian mengajak orang tua untuk melaksanakan kegiatan di rumah yang dapat mendorong kemampuan literasi serta kepekaan sosial anak," tuturnya.


Jumeri mengungkapkan bahwa kegiatan Hari Anak Nasional 2021 bukanlah kegiatan awal ataupun terakhir dalam upaya Mendikbud Ristek dalam melawan hilangnya kesempatan belajar.


"Kami mengajak berbagai pihak di setiap lini untuk bergerak bersama membantu melawan hilangnya kesempatan belajar melalui peningkatan beberapa aksi yang menguatkan kualitas kegiatan riset literasi di seluruh nusantara," tegasnya.


Adapun 3 aksi yang dimaksud Jumeri, di antaranya adalah


1. Menghadirkan lingkungan kaya keaksaraan salah satunya dengan membacakan buku untuk anak


2. Untuk para pakar, mendampingi pendidik dan orang tua untuk mengasah kemampuan menyusun kegiatan belajar mengajar berbasis buku bacaan anak


3. Meningkatkan akses ke buku bacaan anak di titik-titik yang dapat diakses oleh pendidik dan orang tua. Satuan pendidikan dapat menjadi perpustakaan yang dapat diakses oleh orang tua yang membutuhkan.


Jumeri percaya bahwa aksi tersebut bisa berjalan dengan baik melalui kolaborasi dengan lembaga pemerintah, komunitas sipil, organisasi mitra, komunitas guru PAUD, dan keluarga.


Terakhir, Jumeri juga berpesan agar semua lini tetap bergerak bersama agar setiap anak usia dini mendapatkan haknya untuk menavigasi dunia menjadi lebih baik di masa yang akan datang.




(pay/pay)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads