1 dari 7 Penderita COVID-19 Masih Usia Anak, BIN Kebut Vaksinasi Pelajar

1 dari 7 Penderita COVID-19 Masih Usia Anak, BIN Kebut Vaksinasi Pelajar

Angling Adhitya Purbaya - detikEdu
Rabu, 21 Jul 2021 16:51 WIB
Vaksinasi pelajar di SMPN 1 Semarang
Vaksinasi pelajar di SMPN 1 Semarang (Angling AP)
Semarang -

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jendral Polisi (Purn) Budi Gunawan menyebut vaksinasi untuk anak-anak perlu dipercepat. Pasalnya saat 1 dari 7 penderita COVID-19 merupakan anak di bawah 18 tahun.

Hal itu diungkapkan Budi Gunawan dalam sambutannya dalam vaksinasi pelajar di SMPN 1 Semarang. Budi menjelaskan BIN membantu percepatan vaksinasi bagi pelajaran seperti perintah Presiden. Hal itu karena kasus COVID-19 di usia anak-anak meningkat.

"Kasus COVID-19 yang menyerang anak-anak dan pelajaran meningkat. 1 dari 7 orang yang kena kasus COVID-19 di Indonesia adalah anak-anak. Anak-anak pelajar ini menyumbang angka sampai 9 persen dari seluruh angka positivity rate yang terpapar COVID-19 di Indonesia, " kata Budi di SMP N 1 Semarang, Rabu (21/7/2021).

Kepada para peserta vaksinasi yang hadir, ia menjelaskan saat ini anak-anak juga bisa menjadi sumber penularan Corona. Terlebih lagi klaster penyebaran Corona di Indonesia didominasi klaster keluarga.

"Pada perkembangannya, anak-anak jadi salah satu trigger atau sumber penularan khususnya di klaster rumah tangga. Klaster rumah tangga itu terbanyak, 85 persen. Sehingga vaksinasi terhadap anak dan pelajar ini juga jadi prioritas," tandasnya.

Budi juga menyebut vaksinasi bisa mengurangi resiko kematian ketika terpapar Corona. Maka ia mengimbau masyarakat berpartisipasi dalam program vaksinasi.

"Semua yg sudah divaksin minimal terhindar dari resiko kematian. Kalau kena bisa selamat. Oleh karena itu kita mengimbau ke orang tua dan pelajar mari daftar dan ikuti program vaksinasi, jangan termakan isu berita bohong. Semua ini kita lakukan untuk jadikan Indonesia sehat dan Indonesia hebat," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan dari data dinas Dukcapil diketahui ada sekitar 156 ribu anak usia 12-17 tahun.

"Kita baru dapat 3.224 (yang sudah divaksin). Masih banyak yang harus percepatan para remaja usia 12-17," kata Hakam.

Ia mengimbau agar masyarakat dan anak usia 12-17 tahun mendaftar vaksinasi begitupula masyarakat yang lain. Memang diakui bukan Juli ini vaksin yang dikirim ke Semarang belum banyak, namun kemungkinan bulan Agustus bisa mencukupi.

"Juli ini jumlah vaksin tidak banyak, kita minta daftar di aplikasi viktori dan peduilindungi. Harapan Agustus banyak nanti bagi ke beberapa faskes, sekolahan atau puskesmas, sentra vaksinasi," jelasnya.

Sementara itu salah satu siswa SMPN 1 Semarang, Niken Widya (12) mengatakan cukup senang akhirnya bisa ikut divaksin. Ia berharap dengan adanya vaksinasi pelajar bisa cepat kembali adanya pelajaran tatap muka.

"Senang sekali ini, enggak sakit. Saya berharap setelah ini bisa cepat ada sekolah tatap muka lagi," kata Niken.

Untuk diketahui, selain melakukan vaksinasi terhadap 3.000 pelajar di Kota Semarang, BIN juga melakukan vaksinasi door to door di kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang. Budi juga melakukan simbolis penyerahan bantuan kepada 3.000 warga terdampak PPKM darurat.

"Kami sangat berharap untuk dukungan dari seluruh masyarakat agar upaya ikhtiar dari pemerintah ini segera bisa mewujudkan Herd Immunity Indonesia atau tingkat kekebalan Indonesia mencapai 70% sebagaimana syarat dari WHO," tandas Budi Gunawan.



Simak Video "Ini Celurit Jumbo yang Dibungkus Kain Sarung Milik Pelajar SMP di Jaktim"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia