Uji Coba Sekolah Tatap Muka, SMKN 32 Juga Lakukan Blended Learning

ADVERTISEMENT

Uji Coba Sekolah Tatap Muka, SMKN 32 Juga Lakukan Blended Learning

Anatasia Anjani - detikEdu
Rabu, 09 Jun 2021 20:47 WIB
SMKN 32 Jakarta
Foto: SMKN 32 Jakarta (Anatasia Anjani)
Jakarta - SMKN 32 Jakarta menjadi salah satu sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka sejak masa uji coba tahap pertama April 2021 lalu. Selain tatap muka, sekolah ini juga menempuh kebijakan blended learning pada siswa yang tidak diizinkan hadir ke sekolah oleh orang tuanya.

"Kalau blended learningnya itu sebagian tatap muka dan daring. Kalau saya pribadi itu saya sih membuat video atau pembelajaran dengan rekaman saya kirimkan untuk mereka yang belajar di rumah. Nah sedangkan untuk yang di sekolah saya langsung mengajarnya," ujar salah satu guru Rina Karmila pada detikEdu, Rabu (9/6/21).

Rina juga menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tatap muka, SMKN 32 Jakarta, izin orang tua merupakan hal yang penting.

"Pada akhirnya diputuskan bahwa hanya mata pelajaran yang memiliki muatan praktek diminta untuk belajar di sekolah tetapi kita juga pasti seijin orang tua dengan memakai materai. Jika orang tua mengizinkan anaknya belajar di sekolah maka harus mengisi dan membuat surat pernyataan bahwa mereka menyetujui," ujar Rina.

Jika orang tua tidak menyetujui pembelajaran tatap muka maka sekolah tidak memaksa untuk melakukan belajar tatap muka.

"Kalau tidak menyetujui kami juga tidak memaksa untuk belajar tetap muka. Jadi hanya satu kelas itu hanya 21 tetapi belajarnya kita bagi. Kita kan pembelajarannya setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Karena Selasa kamis ruangan disterilkan. Jadi setiap hari Senin, Rabu, Jumat itu masuknya per 12 orang tetapi bergiliran maksudnya berbeda orangnya," papar Rina.

Lebih lanjut protokol kesehatan yang dijalankan di SMKN 32 juga sangat ketat. Diawali dengan petugas prokes yang mengukur suhu kemudian meminta untuk cuci tangan di tempat yang sudah disediakan di depan.

"Nah ketika anak masuk, anak dipastikan dulu apakah dia menjalankan protokol kesehatan sesuai yang ditentukan atau tidak. Anak wajib mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditentukan yaitu dengan memakai masker, face shield, dan proses belajarnya kita di sana praktek tetapi anak tetap menjaga jarak," terang guru pengajar Dasar Boga tersebut.

Pada pembelajaran tatap muka di SMKN 32 lebih menekankan mata pelajaran praktek, Rina bercerita praktek yang dilakukan adalah membuat mayones. Sebelum membuat mayones, para siswa harus mengenal bahan-bahan dan alat-alat terlebih dahulu.

"Nah sebelum membuat mayones kita mengenali alat dulu lalu memperlihatkan bumbu. Pertemuan berikutnya yaitu membuat produk yaitu mayones. Bahan dan alat semua disediakan, yang hanya diwajibkan oleh kami kepada siswa-siswi adalah berpakaian praktek. Nah kemudian memakai protokol kesehatan," ujar Rina.

"Pelajarannya ini hanya untuk tahap satu yang berkaitan dengan praktek. Karena praktek ini tidak bisa dilakukan sepenuhnya di rumah. Kalau di sekolah lebih lengkap peralatannya dan bahannya. Nah di rumah ini peralatannya terbatas. Jadi kalau misalnya mau bertanya anak sangat kesulitan sekali," tambah Rina.

Pembelajaran tatap muka di SMKN 32 juga tidak berlangsung lama, yaitu dimulai dari jam setengah 7 dan hanya berlangsung selama 4 jam.

"Jadi tidak terlalu lama di sini. Anak juga pada saat pulang juga kita kontrol tidak membiarkan mereka pulang sendiri tetapi di jemput oleh orang tua. Kalau kemarin pembelajaran tatap muka tahap 1 kelas 10 saja, karena kelas 11 itu sedang prakerin online," kata Rina.


(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads