Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana menjelaskan bahwa sekolah asrama belum bisa masuk dalam uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Menurut Nahdiana, sekolah asrama memiliki persyaratan yang lebih banyak.
"Saat ini di dalam uji coba terbatas kita di 85 sekolah memang kita belum pada sekolah yang berasrama. Karena bicara untuk sekolah berasrama, secara persyaratan protokol kesehatan ini umumnya sama tetapi di dalam ketentuan-ketentuan ini lebih banyak, berarti anak itu tidur atau tinggal bersama di sana (sekolah asrama) itu pasti memiliki ketentuannya lebih banyak," ujar Nahdiana di Disdik Menjawab yang ditayangkan di akun Instagram Disdik DKI pada Senin (24/5/2021).
Namun demikian, kata Nahdiana, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan asesmen untuk sekolah berasrama. Dengan begitu, sekolah berasrama dapat masuk sebagai uji coba PTM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi ini juga persiapan-persiapan kami dalam asesmen sekolah asrama itu persyaratannya memang jadi lebih banyak. Dan saat ini saya sampaikan bahwa di 85 sekolah ini belum ada sekolah asrama yang kami buka," tegas Nahdiana.
Nahdiana memaparkan, bahwa dalam mempersiapkan uji coba sekolah tatap muka banyak hal yang harus dipersiapkan, salah satunya mitigasi.
"Kami pasti memprediksi hal-hal yang bisa kami mitigasi. Jadi pertemuan orang yang sudah lama tidak ketemu bareng kelasnya sudah diatur, jam belajarnya sudah diatur, jam kedatangan dan kepulangan itu kalau ada penumpukan diatur," papar Nahdiana.
Menurut Nahdiana ketika membicarakan prokes sangat mudah diucap oleh bibir namun, nyatanya cukup sulit dipraktikkan. Banyak hal yang harus diperhatikan, terutama jika ada kasus penularan covid klaster sekolah.
"Apa yang harus dilakukan sekolah, harus lapor ke mana dan itu yang menyebabkan salah satu persyaratan dalam asesmen kami adalah adanya kerja sama dengan pelayanan kesehatan yang terdekat dengan sekolah," ujar Nahdiana.
Lebih lanjut, Nahdiana juga menjelaskan bahwa uji coba PTM yang berlangsung pada 24 Mei - 24 Juni nanti tak hanya melibatkan Disdik, tetapi turut menggandeng Kementerian Agama.
"Saat ini kita terus melakukan secara paralel karena 85 sekolah itu bukan hanya sekolah yang di bawah koordinasinya Disdik saja, tetapi ada madrasah. Kami bekerja sama dengan teman-teman dari Kementerian Agama untuk membuka sekolah ini," jelas Nahdiana.
Selain itu Nahdiana juga menyoroti kelayakan sekolah dalam melakukan PTM. Harapannya, sekolah yang telah uji coba PTM bisa menjadi contoh untuk sekolah yang lain.
"Karena kita ingin pada masa transisi ini betul-betul kita full control, sehingga kita dapat model. Harapannya pada tahun ajaran baru sudah makin banyak sekolah yang lebih siap melakukan PTM dengan kebiasaan baru," jelas Nahdiana.
(pay/pay)