Miris! Ada Temuan Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Jadi 'Sapi Perah' Keluarga

ADVERTISEMENT

Miris! Ada Temuan Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Jadi 'Sapi Perah' Keluarga

Abdur Rahman Ramadhan - detikEdu
Selasa, 30 Des 2025 07:00 WIB
Miris! Ada Temuan Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Jadi Sapi Perah Keluarga
Foto: Tya Eka Yulianti
Jakarta -

Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amalia mengungkapkan fakta mengejutkan tentang kondisi sebagian mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Mereka diperlakukan bak 'sapi perah' di keluarganya.

Ledia menyebut, banyak di antara mereka justru mengalami tekanan dari keluarga dan menjadi korban penyalahgunaan bantuan biaya pendidikan yang seharusnya digunakan untuk menunjang studi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu Ledia sampaikan Urun Rembuk: Masa Depan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia yang digelar di Auditorium Gedung Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (29/12/2025).

Bantuan Biaya Pendidikan Kerap Disalahgunakan Keluarga

Dalam forum ini, Ledia menuturkan bahwa permasalahan mahasiswa penerima KIP Kuliah jauh lebih kompleks daripada sekadar urusan akademik atau pelaporan nilai.

ADVERTISEMENT

"Anak-anak penerima KIP Kuliah, problemnya anak KIP Kuliah kan tidak sederhana. Bukan cuman sekedar menerima, melaporkan nilainya jelek, bukan cuman sekedar itu," ujar Ledia.

Ia menjelaskan bahwa sebagian besar mahasiswa penerima bantuan justru harus menghadapi tekanan ekonomi dan sosial dari keluarga mereka sendiri.

"Karena dia kan terlibat dengan orang tuanya, bapak, ibu, orang tuanya itu banyak yang menganggap bahwa ini (KIP Kuliah) adalah tambahan penghasilan sehingga diambil, ada banyak anak drop out, lebih karena dipakai untuk kebutuhan di rumah," tuturnya.

Ledia mengaku prihatin dengan praktik penyalahgunaan bantuan pendidikan yang bahkan dilakukan oleh anggota keluarga penerima.

"Mending kalau cuman buat beli beras, buat nyicil motor, buat rokok, dan bahkan ada yang lebih jahatnya lagi, keluarganya. Ini sampai sedih gitu dengarnya. Keluarganya-bukan ayah, bukan ibu- budenya, pakdenya, minta sih anak-anak berfoto dengan KTP, ngambil pinjaman online, karena 'nanti kamu yang bayarkan, kamu yang dapat duitnya'. Sampai seperti itu," ujarnya dengan nada prihatin.

Menurut Ledia, kondisi tersebut menunjukkan masih rendahnya pemahaman keluarga terhadap tujuan bantuan pendidikan pemerintah.

Karena itu, ia mendorong agar kampus dan berbagai pihak terkait turut mendampingi mahasiswa penerima KIP.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads