Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan Kementerian Agama tidak akan membiarkan mahasiswa putus kuliah hanya karena keterbatasan biaya usai bencana Sumatera. Untuk itu, ia meminta agar mahasiswa tak perlu khawatir soal biaya kuliah.
"Saya minta anak-anak semua tidak perlu khawatir soal biaya kuliah. Kementerian Agama tidak akan membiarkan mahasiswa putus kuliah hanya karena keterbatasan biaya akibat bencana. Kami hadir untuk mendampingi kalian agar bisa bangkit dan pulih kembali," tegas Nasaruddin dikutip dari laman resmi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Senin (22/12/2025).
Terkait hal itu, Kemenag memberikan bantuan biaya pendidikan kepada 4.119 mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Menag menambahkan, ia ingin kehadirannya dianggap sebagai bapak angkat. Dalam hal ini, mahasiswa diminta tetap fokus melanjutkan studi meski menghadapi tekanan ekonomi pasca bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan saya kepada mahasiswa terdampak banjir, kehadiran saya di sini jangan hanya dianggap sebagai Menteri Agama, tetapi anggaplah saya sebagai bapak angkat," ucapnya.
Siapkan Anggaran Rp 2,35 Miliar
Diketahui, secara keseluruhan sebanyak 11.772 mahasiswa perguruan tinggi keagamaan terdampak bencana banjir Sumatera. Mereka berasal dari 5 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan 8 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) di Aceh dan Sumatra.
Adapun rinciannya yaitu:
- Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh: 4.119 mahasiswa
- UIN Sumatera Utara: 1.417 mahasiswa
- UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe: 1.134 mahasiswa
- IAIN Langsa: 2.013 mahasiswa
- IAIN Takengon: 378 mahasiswa
- STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh: 71 mahasiswa
- PTKIS se-Aceh: 2.640 mahasiswa
Total anggaran yang disalurkan Kemenag untuk bantuan biaya pendidikan diketahui mencapai Rp 2,35 miliar. Setiap mahasiswa menerima bantuan sebesar Rp 200 ribu.
Ribuan Mahasiswa Terancam Putus Kuliah
Menerima langsung bantuan, Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Mujiburrahman mengapresiasi perhatian dan dukungan dari Kemenag. Menurutnya, ini adalah komitmen bersama, termasuk penggunaan kampus menjadi posko darurat untuk membantu mahasiswa.
"Kami berterima kasih atas bantuan masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui Kementerian Agama," katanya.
Ia membenarkan bila terdapat 11.772 mahasiswa terdampak banjir. Dalam keadaan ini, tantangan terbesar akan muncul pada semester mendatang.
Tantangan ini terutama terkait ekonomi, lantaran banyak orang tua mahasiswa masih berada di pengungsian.
"Jika tidak diantisipasi, ribuan mahasiswa berpotensi terancam putus kuliah," ujar Rektor Ar-Raniry Banda Aceh.
(det/twu)











































