Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Dr Achmad Nurmandi, M Sc mengumumkan penerapan kebijakan keringanan biaya studi bagi mahasiswa penyintas bencana Sumatera. Keringanan ini meliputi bebas biaya kuliah selama satu semester, satu tahun, hingga kemungkinan pembebasan penuh.
Nurmandi menjelaskan, penentuan besaran keringanan didasarkan pada kondisi serta tingkat kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada keluarga mahasiswa bersangkutan.
"Jika kondisi mereka sangat parah, orang tua tidak punya penghasilan lagi, rumah hilang, atau lahan pertanian rusak, maka kita usahakan minimal satu semester gratis. Jika kondisi belum membaik, kita pertimbangkan lagi. Dalam kasus tertentu, kalau memang sangat berat, bisa saja hingga mereka selesai kuliah," ucap Nurmandi, dikutip dari laman UMY, Kamis (11/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan Hidup
Bagi mahasiswa yang keluarganya tidak mampu lagi mengirimkan dukungan keuangan, UMY menyediakan bantuan keseharian. Dananya dikumpulkan dari donasi warga kampus.
Per Rabu (10/12/2025), total dana donasi yang terkumpul pada momen wisuda UMY sebanyak Rp 62.179.033. Dana bantuan disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) UMY.
Layanan Psikososial
Nurmandi merinci, saat ini tercatat 26 mahasiswa UMY yang terdampak langsung bencana. Para mahasiswa disiapkan dukungan psikososial untuk pemulihan trauma pascabencana.
Ia menjelaskan, psikolog dan dosen UMY terlibat dalam pemulihan mahasiswa. Pendampingan psikologis ini menurut Nurmandi sangat penting lantaran banyak penyintas bencana mengalami gangguan mental.
"Mereka sedang mengalami ujian. Rumah hilang, mungkin ada orang tua yang meninggal, kebun rusak, dan barang-barang lenyap. Karena itu, mereka harus tetap tabah dan tegar. Kami akan mendampingi supaya mereka tetap semangat belajar," ucapnya.
Sementara itu, ia melaporkan pihaknya siap menurunkan tim KKN dan dosen UMY ke wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Dukungan dan pendampingan rehabilitasi wilayah yang direncanakan meliput perbaikan lingkungan, desain ulang permukiman, hingga pemberdayaan masyarakat.
(twu/nah)











































