Ketum Asosiasi Badan Penyelenggara PTS Sorot Pendidikan RI Kalah Jauh dengan Vietnam

ADVERTISEMENT

Ketum Asosiasi Badan Penyelenggara PTS Sorot Pendidikan RI Kalah Jauh dengan Vietnam

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 10 Sep 2025 18:00 WIB
Bendera Vietnam
Ilustrasi Vietnam. Foto: (iStock)
Jakarta -

Ketua Umum Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP PTSI) Prof Thomas Suyatno singgung pendidikan Indonesia yang sudah kalah jauh dengan Vietnam.

"Bahkan dengan Vietnam pun, dalam kunjungan saya belum lama ke Vietnam, kita sudah jauh ketinggalan (dalam pendidikan)," ujar Thomas dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

"Termasuk budget anggaran, itu juga kita kalah sudah dengan Vietnam," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Thomas menilai harus ada paradigma baru pendidikan modern. Ia menegaskan harus ada reformasi pendidikan nasional di Indonesia.

Menurutnya ada banyak aspek dan hal-hal substansial yang sudah tidak sesuai dalam pendidikan di Indonesia. Apabila tidak segera diperbarui, maka sistem pendidikan nasional akan semakin jauh ketinggalan.

ADVERTISEMENT

Harapkan Ketiadaan Diskriminasi PTS dan PTN

Prof Thomas dalam kesempatan ini juga menyebutkan, menurut ABP PTSI, ada enam prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam peraturan perundang-undangan. Berikut ini beberapa harapan ABP PTSI kepada DPR dan Pemerintah terkait penyempurnaan suatu perundang-undangan:

  • Tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945
  • Menghormati hak sejarah (visi dan misi) pendiri PTS
  • Tidak diskriminatif
  • Tidak etatisme
  • Tidak bertentangan dengan asas keberagaman
  • Mengakui serta menjunjung tinggi hak hidup yayasan/badan penyelenggara PTS.

"Jangan ada diskriminasi dan/atau dikotomi antara swasta dan negeri. Semuanya adalah sama karena sistem pendidikan nasional kita memang hanya satu," ujar sosok yang telah berkecimpung di dunia pendidikan sejak 1962 itu.

Ia juga berpesan supaya pemerintah tidak membuat banyak regulasi yang menghambat kebebasan dan pertumbuhan di dunia pendidikan. Ke depannya, menurutnya perlu ada otonomi lebih banyak kepada pengelola pendidikan.




(nah/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads