Mahasiswa FH Unnes Tewas, Ratusan Orang Gelar Aksi Solidaritas

ADVERTISEMENT

Mahasiswa FH Unnes Tewas, Ratusan Orang Gelar Aksi Solidaritas

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 03 Sep 2025 12:30 WIB
Aksi solidaritas mahasiswa untuk Iko Juliant Junior di Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (2/9/2025).
Ratusan mahasiswa dan alumni universitas di Semarang gelar aksi solidaritas atas tewasnya mahasiswa FH Unnes Iko Juliant Junior. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Jakarta -

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) Iko Juliant Junior meninggal dunia pada Minggu (31/8/2025). Aksi solidaritas digelar untuk Iko di Unnes, Semarang, Jawa Tengah, Selasa malam (2/9/2025).

Aksi solidaritas digelar untuk mendoakan Iko yang dinilai meninggal secara janggal, serta mendoakan peserta unjuk rasa yang tewas dan luka-luka di tengah gelombang demonstrasi, melansir Antara, Rabu (3/9/2025).

Para peserta aksi solidaritas, gabungan mahasiswa dan alumni kampus-kampus Semarang, turut menyalakan lilin di sekitar patung Dewi Themis di FH Unnes. Sosok Themis merupakan dewi kebajikan dan keadilan dalam mitologi Yunani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kematian yang Dinilai Janggal

Sebelumnya, kematian Iko Juliant Junior menjadi sorotan karena dinilai janggal.

ADVERTISEMENT

Sejumlah poin kejanggalan yang disorot antara lain hilangnya barang-barang pribadi milik Iko seperti ponsel, almamater, dan tas ransel. Motor milik Iko juga disebut masih ditahan di Polda Jateng.

Di samping itu, terdapat keterangan berbeda soal kronologi. Seorang teman Iko mengatakan ia mengalami kecelakaan di Kalisari, sedangkan dalam surat keterangan polisi justru bertuliskan di daerah dr Cipto, Semarang.

Kejanggalan lain muncul dari informasi satpam yang melapor kepada keluarga bahwa Iko diantar ke RS dr Kariadi oleh anggota Brimob.

Iko sempat dilarikan ke RSUD DR Kariadi pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

Respons Rektor Unnes

Rektor Unnes, Martono, mengaku menerima laporan Iko meninggal akibat kecelakaan.

"Laporan pertama kan kecelakaan. Tapi isu berkembang, katanya anak ini sempat mengigau 'jangan dipukul, jangan dipukul' terus ada beberapa yang menyampaikan bahwa ada ketidakwajaran," kata Martono di Unnes, Kecamatan Gajahmungkur, Selasa (2/9/2025), melansir detikJateng.

Martono mengatakan pihaknya tetap menghargai laporan resmi terakhir yang menyebut Iko meninggal karena kecelakaan. Sementara itu, ia menambahkan, dugaan adanya kejanggalan harus diverifikasi langsung oleh pihak keluarga.

"Kalau keluarga menyampaikan ada ketidakwajaran anak saya meninggal, ya kita ikut membantu. Karena perguruan tinggi kan sudah mendapat informasi bahwa meninggalnya karena kecelakaan," ucapnya.

"Tolong ada aduan dulu orang tuanya, karena yang tahu persis igauan anak ini adalah orang tua," sambung Martono.

Ia mengatakan pihak kampus akan bantu mengusut kebenaran di balik penyebab kematian Iko jika ada fakta-fakta lain yang ditemukan.

"Kalau Unnes sikapnya sementara kita hargai laporan terakhir, meninggal karena kecelakaan. Nanti ditemukan fakta lain ya kita ikut membantu untuk melacak penyebab kematian mahasiswa ini," ucapnya.

Respons Polda Jateng

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jateng, Kombes Artanto menyatakan pihaknya meminta pihak keluarga untuk melapor agar kasus kematian Iko tersebut bisa segera diusut.

"Segera keluarganya atau utusannya merapat ke Polretabes Semarang atau ke Mapolda untuk informasikan secara resmi kejadian tersebut, guna penyelidikan atas informasi tersebut," kata Artanto pada detikJateng.

Artanto mengatakan, Iko meninggal usai terlibat kecelakaan di Jalan Veteran, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan.

Ia menyebut Iko yang berboncengan dengan temannya terlibat kecelakaan dekat Mapolda Jateng sekitar pukul 03.05 WIB.

"Tanggal 31 di hari di Jalan Veteran kurang lebih pukul 03.05 WIB terjadi laka lantas di mana kendaraan Vario yang dikendarai Saudara Vicky dan Aziz ditabrak dengan kecepatan tinggi oleh kendaraan Supra yang dikendarai oleh Saudara Iko dan Ilham," ucapnya.

Artanto menambahkan, akibat benturan keras, keempat korban terpelanting. Mereka mengalami luka berat maupun ringan.

Lebih lanjut, ia menyatakan anggota Brimob yang sedang melakukan pengamanan di sekitar lokasi langsung mengevakuasi para korban menggunakan mobil dinas menuju RS Kariadi.

"Diantar pakai mobil dinas Brimob. Jadi setelah kecelakaan langsung dibawa, karena sudah jatuh, ada korban kecelakaan lalu lintas, langsung dibawa," ucapnya.

"Kita tidak mikir apapun, yang penting bawa segera korban ke rumah sakit yang terdekat di RSUP Dr Kariadi," kata Artanto.

Ia mengatakan, sekitar pukul 03.10 WIB, para korban sudah sampai RSUP Dr Kariadi untuk ditangani medis. Artanto menyatakan korban langsung dievakuasi hanya beberapa menit setelah kejadian.

"(Kondisi pembonceng?) Ada patah telapak sama ada lecet wajah. Wajar kan dia jatuh terpelanting itu kayak apa rasanya? (Bisa berkomunikasi?) Bisa," ucapnya.

Ditanya soal luka mendiang Iko yang disebut janggal karena bibirnya pecah dan terdapat lebam di mata, Artanto mengatakan perlu dilakukan visum untuk mengetahui penyebab pastinya.

"Kita minta hasil visumnya seperti apa. Nanti yang akan berbicara adalah visum. Kita saat ini mengumpulkan fakta-fakta dan bukti di lapangan," ucapnya.

Artanto mengatakan penyelidikan kasus kecelakaan tersebut kini ditangani Satlantas Polrestabes Semarang dengan asistensi langsung dari Polda Jateng. Pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut dan akan mengecek CCTV serta saksi.

"Perlu kita cek faktanya seperti apa dan kita mengumpulkan CCTV-nya yang ada di jalan, semua harus dikumpulkan, dan saksi-saksi harus diambil keterangan," ucapnya.




(twu/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads