Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta gelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) hari pertama, Selasa (26/8/2025). PBAK menjadi gerbang awal mahasiswa dalam mengenal UIN Jakarta melalui serangkaian kegiatan selama satu minggu ke depan.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Prof Ali Munhanif MA PhD menyebut para mahasiswa baru akan menjalani berbagai proses pengenalan kehidupan kampus sembari dibekali berbagai materi. Materi yang dimaksud termasuk tentang personal branding, keberagaman, inklusi, moderasi beragama, hingga tentang melawan kekerasan seksual di kampus.
UIN Jakarta menerima 9.117 mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026. Angka ini dinilai menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah penerimaan mahasiswa barunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini ada 9.117 mahasiswa baru dan itu rekor tertinggi dalam secara penerimaan mahasiswa UIN Jakarta. Dan mudah-mudahan dengan fasilitas, jumlah dosen yang mumpuni, kita bisa mendorong mereka untuk melalui proses-proses pendidikan dan juga kegiatan kemahasiswaan dengan baik," tutur Ali dalam kegiatan hari pertama PABK UIN Jakarta di kampus UIN Jakarta Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (26/8/2025).
Tanda Ekonomi Mulai Membaik
Ali menyebut klaim jumlah mahasiswa terbanyak dalam sejarah dihitung berdasarkan data yang melakukan daftar ulang. Jumlah ini kemungkinan akan bertambah mengingat UIN Jakarta masih menunggu proses daftar ulang seleksi mandiri khusus program studi (prodi) unggulan.
Meningkatnya jumlah penerimaan mahasiswa di UIN Jakarta menurut Ali karena efek tahun ketiga setelah pandemi Covid-19. Ketika pandemi terjadi, banyak lulusan SMA/SMK/sederajat memilih tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
"Waktu pandemi itu untuk meneruskan ke sekolah ada berbagai alasan hal, melemahnya ekonomi kita, banyak PHK saat itu, banyak keluarga atau pencari nafkah dalam sebuah keluarga itu meninggal, sehingga tahun 2022 pendaftarnya banyak tapi yang mendaftar ulang untuk lagi kuliah sedikit," urainya.
Pada 2023, jumlah penerimaan mahasiswa baru di UIN mulai meningkat. Ali menilai ini adalah angkatan pertama UIN Jakarta setelah pandemi yang menunjukkan keadaan ekonomi sudah mulai stabil dan minat sekolah ke jenjang lebih tinggi kembali meningkat.
"Mulai kelihatan bahwa persepsi masyarakat kita, umumnya dari kelas menengah ke bawah, mulai menangkap pendidikan sebagai kesempatan untuk perbaikan hidup," paparnya.
Selesai pandemi, Ali menemukan masih ada fenomena yang perlu ditanggapi pendidikan tinggi, yakni tingginya tingkat PHK dan sedikitnya peluang tenaga kerja di sektor formal.
Akibatnya, masyarakat lebih suka pendidikan vokasi karena berorientasi kerja segera setelah lulus. Untuk itu, mahasiswa jenjang Sarjana masa kini dibekali berbagai kompetensi, bukan saja akademik, yang dimulai dari PBAK.
"Kita desain orientasi ini tidak hanya sekedar proses-proses akademik, tapi juga mendorong mahasiswa untuk menangkap peluang-peluang mereka untuk aktif di unit kegiatan mahasiswa," bebernya.
"Ini penting karena di situlah mahasiswa kita dorong untuk menyadari bahwa kesempatan tenaga kerja tidak semata-mata ditentukan oleh pilihan prodi ketika mereka kuliah, tapi juga skill yang industri butuhkan saat ini," tandasnya.
(det/twu)