Jauh dari keluarga, tekanan akademik tinggi, hingga perbedaan budaya menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang kuliah di luar negeri. Tak jarang, kondisi ini memicu stres hingga rasa kesepian yang mendalam.
Hal itu pula yang dirasakan Karisa Hermawan, lulusan program S1 dan S2 dari Cardiff University, Wales, Inggris Raya. Mahasiswi yang akrab disapa Karisa ini mengaku pernah mengalami tekanan mental saat menjalani studi di negeri orang.
Karisa memulai perjalanannya di Inggris saat baru berusia 17 tahun, ketika ia mengambil program studi Media and Communication untuk jenjang S1. Usia yang masih belia membuatnya sempat diliputi rasa takut saat pertama kali menginjakkan kaki di negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat sulit untuk mencari tahu segalanya sendiri untuk pertama kalinya dalam hidup saya pada saat itu. Menakutkan kalau dipikirkan pada saat itu, tapi semuanya sekarang sepadan karena pengalaman saat berkuliah sangat bermanfaat sampai sekarang," tutur Karisa.
Hal itu disampaikan Karisa dalam acara Study UK: Pre-departure Briefing (PDB) 2025 di Ganara Art Space, Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Tips Kelola Stres Ala Karisa
Karisa mengakui masa perkuliahan di Cardiff University tidak selalu indah. Jauh dari keluarga sempat membuatnya merasa sendirian di negara orang yang berujung merasakan stres.
Tetapi, Karisa akhirnya menemukan cara untuk mengatasi hal itu, seperti:
1. Cari Kegiatan
Cobalah cari kegiatan yang membuat detikers bisa bertemu dengan orang baru. Hal ini juga pernah dirasakan Karisa di perjalanan studinya.
"Waktu itu aku ada periode di mana aku ngerasa sendiri banget, aku belum punya terlalu banyak teman dan apa yang aku lakukan adalah ikut society atau club di kampus waktu itu," jelasnya.
Karisa menyarankan agar kegiatan yang diikuti sesuai hobi dan minat yang detikers miliki. Ia sendiri adalah sosok yang suka akan menari.
"Nah dari itu aku bisa ketemu orang-orang lain yang punya hobi yang sama seperti aku. Dari situ kita (juga) bisa temenan sama banyak orang dan punya relationship. Jadi itu satu, itu sangat membantu ketika kita merasa sangat sendiri," kata Karisa lagi.
2. Kunjungi Fasilitas Kesehatan Mental
Menurut Karisa setiap kampus di Inggris sudah memiliki fasilitas yang mendukung kesehatan mental. Di Cardiff University sendiri, ada layanan pengaduan atau hotline khusus tentang fasilitas tersebut.
"Ada hotline yang kita bisa telepon ketika ada masalah dengan kesehatan mental. Jadi, kalau misalnya benar-benar butuh waktu untuk cerita, curhat, ada hotline yang bahkan bisa mendengarkan hal itu," urainya.
Kesehatan mental di berbagai kampus Inggris/UK ditangani secara serius. Bahkan layanan pengaduan itu bisa diakses mahasiswa selama 24 jam.
"Ada banget fasilitas kesehatan mental di masing-masing kampus yang bisa kita gunakan. Fasilitas (ini) di kampus-kampus UK menurut aku sangat mendukung sih. Ketika memang kita sedang going through something yang nggak mudah gitu ya," ungkap Karisa.
Untuk mahasiswa baru yang akan berangkat ke Inggris pada September mendatang, Karisa berpesan tak apa-apa bila memiliki rasa takut, kewalahan, dan kecemasan yang berlebihan.
"Itu tuh totally normal, karena aku pun juga seperti itu dulu. Itu perasaan normal dan gak apa-apa, tapi at the same time jangan takut untuk getting the most out of your experience gitu (mengalami pengalaman berharga)," saran Karisa.
Ia berpesan agar mahasiswa baru manfaatkan kesempatan berkuliah di Inggris dengan semaksimal mungkin. Gunakanlah fasilitas kampus dengan baik, eksplorasi semua hal sesuai dengan minat bakat detikers, dan jangan lupa berjejaring atau berteman dengan siapapun.
"Jadi gak apa-apa untuk ngerasa takut atau overwhelmed, itu normal. Tapi itu menjadi hal yang membuat kita bisa push diri kita sendiri, supaya experience (pengalaman) kita tuh yang paling baiklah buat diri kita sendiri," tandasnya.
(det/pal)