Tim IPB Kembangkan AQIMOS, Alat Pemantau Kualitas Udara Real-Time yang Ekonomis

ADVERTISEMENT

Tim IPB Kembangkan AQIMOS, Alat Pemantau Kualitas Udara Real-Time yang Ekonomis

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Selasa, 24 Jun 2025 07:00 WIB
Tim Peneliti IPB University Kembangkan AQIMOS, Alat Pemantau Kualitas Udara Real-time dan Hemat Biaya
Tim Peneliti IPB University Kembangkan AQIMOS, Alat Pemantau Kualitas Udara Real-time dan Hemat Biaya Foto: Dok. Humas IPB University
Jakarta -

Tim peneliti dari IPB University mengembangkan alat pemantau kualitas udara bernama Air Quality IPB Monitoring System (AQIMOS). Alat ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah pemantauan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) secara real-time.

Perangkat ini tersedia dalam versi statis maupun portabel, serta diklaim lebih hemat biaya dan efisien dibandingkan teknologi konvensional yang selama ini digunakan.

Pengembangan AQIMOS merupakan hasil riset lintas fakultas yang dipimpin oleh Prof Arief Sabdo Yuwono bersama Prof Husin Alatas dan Dr Rady Purbakawaca dari Departemen Fisika, FMIPA IPB University.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek ini lahir dari kebutuhan untuk mempercepat proses pelaporan kualitas udara, yang sebelumnya membutuhkan waktu hingga 24 jam, kini dapat dipangkas menjadi di bawah 2 menit.

"Kami melihat fakta bahwa alat ukur dan peraga ISPU yang secara konvensional ada di Indonesia itu menyampaikan hasilnya dalam waktu 24 jam. Kami memandang itu terlalu lama, sebab ini berhubungan dengan gas-gas yang menjadi parameter pencemaran udara," ungkap Prof Arief dikutip dari keterangan tertulis IPB University, Selasa (24/6/2025).

ADVERTISEMENT

Ia melanjutkan,"Sistem pelaporan yang 24 jam itu bisa ditingkatkan dengan menerapkan berbagai perbaikan, sejak dari sensornya, pengolahan datanya, dan kemudian pelaporannya. Alhamdulillah, saat ini kami mempunyai hasil bahwa alat ukur dan peraga ISPU itu telah mampu melaporkan hasilnya dalam waktu hanya 1,6 menit."

AQIMOS dilengkapi dengan berbagai sensor untuk mendeteksi partikel halus seperti PM2.5 dan PM10, serta gas-gas pencemar antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NOβ‚‚), sulfur dioksida (SOβ‚‚), ozon (O₃), dan hidrokarbon (HC).

Selain itu, alat ini juga mampu mengukur sejumlah parameter cuaca seperti suhu udara, kelembapan, tekanan atmosfer, intensitas cahaya, arah dan kecepatan angin, serta curah hujan.

Berbeda dari sistem pemantauan konvensional yang mengandalkan analisis laboratorium terhadap sampel udara, AQIMOS melakukan analisis secara langsung di dalam perangkat.

"Udara ambient diambil sampelnya, kemudian dianalisis di dalam alat ini. Parameter yang diuji sesuai dengan peraturan yang berlaku. Semuanya berupa sampel udara yang langsung dianalisis di dalam alat ini. Jadi, hanya dalam waktu 1,6 menit alat ini sudah bisa menyajikan," jelas Prof Arief.

Hasil pengukuran dapat diakses secara waktu nyata melalui aplikasi, baik di lokasi maupun dari jarak jauh menggunakan ponsel atau komputer.

Arief pun menyatakan keunggulan lain AQIMOS terletak pada mobilitasnya. Perangkat ini dapat dipindahkan dengan mudah karena bersifat portabel, menggunakan energi dari panel surya, dan ditawarkan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan sistem ISPU tradisional.

Kehadiran AQIMOS diharapkan dapat mempercepat respons terhadap polusi udara di berbagai wilayah Indonesia, sekaligus mendukung langkah-langkah mitigasi yang lebih tepat sasaran.




(pal/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads