Tiga program prioritas pemerintah di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) rencananya akan dipadankan (matching) dengan kolaborasi RI dan Uni Eropa (EU) melalui Horizon Europe. Ketiganya yakni Sekolah Garuda, beasiswa 1.000 dosen, dan hilirisasi.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemdiktisaintek, Togar M Simatupang usai membuka forum "EU-Indonesia: Memperkuat Kemitraan yang Berdampak pada Sains dan Teknologi" di Grha Kemdiktisaintek, Jakarta, Kamis (19/6//2025).
Togar menjelaskan, siswa Sekolah Garuda akan disiapkan untuk memasuki perguruan tinggi terbaik dunia. Kolaborasi RI-EU, menurutnya, memungkinkan Kemdiktisaintek menjajaki peluang bagi pelajar, dosen, dan peneliti untuk studi dan riset di kampus-kampus terbaik Eropa, seperti yang masuk Top 500 QS Word University Rankings.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolaborasi ini juga sekaligus merespons isu calon mahasiswa Indonesia yang berpotensi jadi dapat kuliah di Amerika Serikat dengan beasiswa, imbas pengetatan pemrosesan visa pelajar asing di AS saat ini.
Diketahui, Kemdiktisaintek menyiapkan alternatif agar pelajar yang diterima di kampus AS untuk dapat diterima di kampus-kampus negara lain, termasuk di kawasan Eropa
"Juga termasuk untuk plan B, ya. Ada beberapa mahasiswa kita yang tidak bisa ke Amerika, mungkin Eropa adalah pilihan yang terbaik," ucapnya.
Program Beasiswa 1.000 Dosen
Sementara itu pada program beasiswa 1.000 dosen, kolaborasi RI-EU menurut Togar, dapat mendukung skema beasiswa doktor joint degree atau double degree.
"Kita mau punya program 1.000 beasiswa, 25 persennya itu mau yang bernuansa internasional, yaitu yang punya double degree atau joint degree. Itu dananya dari kita, tapi kami ingin universitas-universitasnya itu mau benar-benar melakukan transfer knowledge dan memecahkan persoalan-persoalan yang ada di Indonesia; persoalan kita itu kompleks, mulai dari sosial sampai teknikal," paparnya.
Pada program hilirisasi, kolaborasi Indonesia-EU diharapkan bisa mendukung perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan industri.
"Kita akan kirim juga beberapa best talents supaya belajar di sana, di industrinya langsung, dan itu memungkinkan terjadinya transfer of technology," ucapnya.
Untuk dapat menjalankan kolaborasi tersebut, Togar mengatakan pihak-pihak dari Indonesia dan Uni Eropa ke depannya akan membangun jejaring lebih lanjut, termasuk antaruniversitas.
Tentang Horizon Europe
Dikutip dari laman EU, Horizon Europe merupakan program pendanaan penelitian dan inovasi hingga 2027 untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB.
Horizon Europe memfasilitasi kolaborasi dan memperkuat dampak penelitian dan inovasi untuk mengembangkan, mendukung, dan menerapkan kebijakan EU sambil mengatasi tantangan global tersebut. Program ini diharapkan mendukung terciptanya dan penyebaran pengetahuan serta teknologi unggul dengan lebih baik.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, mengatakan kolaborasi ini memungkinkan jejaring universitas, baik dosen, peneliti, dan mahasiswa, untuk bersama-sama memecahkan masalah global yang dihadapi RI dan Eropa.
"Ada banyak universitas di Indonesia yang melakukan penelitian. Jadi kami percaya pada Indonesia, sumber daya manusianya, dan kami ingin bekerja sama dengan mereka yang luar biasa ini, karena kami merasa untuk merancang penyelesaian tantangan global ini, kami butuh Indonesia di sisi kami," ucapnya.
(twu/nwk)