Indonesia memiliki jumlah pengguna internet yang sangat besar. Pada awal 2025, jumlah penggunanya mencapai 212 juta.
Berdasarkan laporan Digital 2025 Global Overview Report dari We Are Social seperti dikutip dari detikInet, menurut analisis Kepios, pengguna internet di Indonesia meningkat 17 juta atau tumbuh 8,7% dari periode yang sama pada tahun lalu.
Sebanyak ini pengguna internet di Indonesia, tentu ada perangkat-perangkat yang mendukungnya. Apakah kalian pernah terbayang jika alat-alat elektronik ini tidak digunakan lagi, akan dikemanakan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampah-sampah modern, tidak hanya gadget saja, tetapi juga seperti kulkas, televisi, mobil, motor sebenarnya masih dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga, barang-barang ini memiliki daya pakai semaksimal mungkin dan berguna untuk waktu lebih lama.
Konsep pemanfaatan tersebut bisa didapat dari penerapan urban mining. Definisi urban mining adalah kegiatan menambang dari bahan logam sisa alat-alat elektronik yang sudah tidak dipakai lagi, seperti dikutip dari PEP Bandung.
Pemanfaatan sampah modern itulah yang akan ditawarkan oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta melalui Fakultas Metalurgi dengan fokus urban mining.
Empat Program Utama Fakultas Metalurgi UNU Jogja
Program Gelar dan Nongelar
Pada fakultas ini, UNU Jogja akan menghadirkan empat program utama. Pertama, ada program akademik bergelar dan nongelar.
Saat ini, pihak kampus telah menyerahkan dokumen registrasi fakultas ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dan tengah menunggu izinnya keluar.
Dari sisi persiapan fisik, UNU Jogja juga sudah survei lahan dan berada pada fase perancangan gedung. Armada pengajarnya pun sudah siap.
"Dari sisi program, kita sudah rancang kurikulumnya, makanya kita sudah submit (ke Kemdiktisaintek) kan, sudah bikin kurikulum, program sudah siap. Kita mulai dengan S1 dulu. Kemudian nanti kita akan lanjut S2 (dan) S3 di tahun-tahun ke depan," jelas Rektor UNU Jogja, Widya Priyahita Pudjibudojo kepada detikEdu pada Senin (2/6/2025).
Widya menyebut pada Oktober 2025 akan ada peluncuran untuk program ini melalui sebuah metalurgi summit. Pada saat itu, calon mahasiswa baru sudah bisa mendaftar.
Untuk program nongelar sendiri, menurut Widya, akan ada pelatihan, sertifikasi, dan sebagainya.
Laboratorium Inovasi Metalurgi
Laboratorium ini nantinya akan menjadi pusat penelitian.
"Laboratorium penelitian-penelitian menemukan material baru untuk digunakan. Ini memang research center, dia lab gitu," ungkap Widya.
Global Institute for Urban-Mining
Global Institute for Urban-Mining juga merupakan lembaga riset, tetapi berorientasi kebijakan.
"Dia policy think tank. Jadi dia lembaga riset, tapi risetnya riset sosial, orientasinya kebijakan. Beda (dengan) yang di lab, orientasinya inovasi," ujar Widya.
Desain kebijakan yang dimaksud misalnya membuat policy brief, policy recommendation, dan sebagainya. Maka lembaga ini juga akan menghasilkan publikasi berupa riset sosial dan sebagainya.
Creative Urban Mining Campaign Hub
Terakhir, Creative Urban Mining Campaign Hub akan fokus pada public campaign tentang apa itu urban mining agar pengetahuan masyarakat semakin luas. Kampanye akan dilakukan melalui podcast, website, media sosial, dan lainnya.
Bidang-bidang Strategis yang Tengah Dijajaki
Selain akan mendirikan Fakultas Metalurgi, UNU Jogja juga tengah menggodok School of Future Studies yang merupakan kerja sama dengan Mohamed bin Zayed University for Humanities (MBZUH) dari Uni Emirat Arab (UEA).
"Itu kerja sama dengan Emirat, kita dapat pendanaan sampai 1 triliun. Nanti akan ada gedung baru, ada asrama, ada programnya, dan segala macam," terang Rektor UNU Jogja.
Beberapa bidang strategis lain yang tengah dijajaki oleh UNU Jogja di antaranya juga nuklir yang berorientasi non violence purpose (tidak untuk kekerasan), blockchain, sepakbola, fashion and luxury, hingga perfilman.
Widya mengakui, tantangan NU kini tidak hanya memperbesar kontribusi, melainkan utamanya juga memperluas bidang kontribusi dan sektor strategis.
"Sekarang visi kita becoming, proses menjadi becoming the leading professional hub and future-oriented university. Jadi professional hub itu mencetak profesional, tempat profesional berkumpul, tempat profesional mencari rujukan. Itulah yang kami anggap dengan professional hub," kata Widya.
(nah/nwk)