Tunjangan Dosen Non PNS Kena Efisiensi Rp676 M, Mendikti Respons Begini

ADVERTISEMENT

Tunjangan Dosen Non PNS Kena Efisiensi Rp676 M, Mendikti Respons Begini

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 13 Feb 2025 18:30 WIB
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro
Kemendiktisaintek usul tunjangan dosen non PNS yang terkena efisiensi 25 persen sebesar Rp676 miliar kembali ke pagu awal. Foto: YouTube TVR Parlemen
Jakarta -

Tunjangan dosen non PNS Kemendiktisaintek terkena efisiensi Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu sebesar Rp676 miliar dari pagu awal Rp2,7 triliun. Efisiensi 25 persen ini disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Satryo mengatakan pihaknya mengusulkan agar tunjangan dosen non PNS kembali ke pagu awalnya. Ia menjelaskan, tunjangan dosen non PNS seharusnya tidak kena efisiensi karena merupakan bagian dari anggaran non efisiensi rupiah murni, seperti halnya gaji dan tunjangan pegawai Kemendiktisaintek dan bantuan sosial atau beasiswa Kemendiktisaintek.

"Karena ini (seharusnya) tidak terkena efisiensi, maka kami usulkan kembali supaya tidak ada efisiensi, sehingga pemotongannya itu 0 persen, kembali ke angka Rp 2,7 triliun," katanya di rapat kerja dengan Komisi X DPR, dikutip dari kanal YouTube TVR Parlemen, Kamis (13/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggaran Kemendiktisaintek 2025 semula Rp56,6 triliun, kemudian kena efisiensi Rp14,31 triliun atau 25 persen. Satryo menyatakan pihaknya hendak melakukan pengusulan kembali hingga anggaran yang akan diefisiensi berubah dari Rp14,31 triliun menjadi Rp6,78 triliun atau 12 persen dari anggaran semula.

Simak anggaran bantuan, layanan, dan program Kemendiktisaintek yang kena efisiensi dan besar usulan kembalinya di bawah ini.

ADVERTISEMENT

Rancangan Perubahan Anggaran Kemendiktisaintek 2025

1. Anggaran Non Efisiensi (Rupiah Murni/RM)

Gaji dan Tunjangan Pegawai

  • Pagu awal: Rp13,512 triliun
  • Efisiensi: - (0 persen)
  • Usulan Kemendiktisaintek: 0 persen

Tunjangan Dosen Non PNS

  • Pagu awal: Rp2,704 triliun
  • Efisiensi: Rp676 miliar (25 persen)
  • Usulan Kemendiktisaintek: 0 persen

Bantuan Sosial atau Beasiswa

Kartu Indonesia Pintar Kuliah atau KIP Kuliah
  • Pagu awal: Rp14,698 triliun
  • Efisiensi: Rp1,310 triliun (9 persen)
  • Usulan Kemendiktisaintek: 0 persen
Beasiswa Pendidikan Indonesia atau BPI
  • Pagu awal: Rp194 miliar
  • Efisiensi: Rp19 miliar (10 persen)
  • Usulan Kemendiktisaintek: 0 persen
Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi atau ADik
  • Pagu awal: Rp213 miliar
  • Efisiensi: Rp21 miliar (9 persen)
  • Usulan Kemendiktisaintek: 0 persen
Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang atau KNB
  • Pagu awal: Rp85 miliar
  • Efisiensi: Rp21 miliar (25 persen)
  • Usulan Kemendiktisaintek: 0 persen
Beasiswa Dosen dan Tendik di Dalam dan Luar Negeri
  • Pagu awal: Rp236 miliar
  • Efisiensi: Rp59 miliar (25 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: 0 persen

2. Anggaran Layanan Publik

Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Sekolah Unggul Garuda

  • Pagu awal: Rp2 triliun
  • Efisiensi: Rp1,2 triliun (60 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: 0 persen

Bantuan Lembaga

Bantuan Operasional PTN (BOPTN)
  • Pagu awal: Rp6,018 triliun
  • Efisiensi: Rp3,009 triliun (50 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: 0 persen
Bantuan Pendanaan PTN Badan Hukum (BPPTNBH)
  • Pagu awal: Rp2,370 triliun
  • Efisiensi: Rp1,185 triliun (50 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: Rp711 miliar (30 persen)

Program Revitalisasi PTN (PRPTN)
  • Pagu awal: Rp856 miliar
  • Efisiensi: Rp428 miliar (50 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: 0 persen
Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT)
  • Pagu awal: Rp250 miliar
  • Efisiensi: Rp125 miliar (50 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: 0 persen
Bantuan Kelembagaan PTS
  • Pagu awal: Rp365 miliar
  • Efisiensi: Rp182 miliar (50 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: 0 persen

Program Lainnya

  • Pagu awal: Rp1,935 triliun
  • Efisiensi: Rp830 miliar (43 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: Rp 830 miliar (43 persen)

Satryo mengatakan program lainnya diefisiensi sesuai instruksi pemerintah, dalam hal ini untuk perjalanan dinas, belanja barang modal, dan lain-lain.

"Itu kita kumpulkan, kami mengikuti efisiensi oleh Dirjen Anggaran (Kemenkeu) sebesar 43 persen, tetap seperti itu sehingga efisiensi yang kami lakukan di Diktisaintek untuk porsi ini (anggaran layanan publik) adalah Rp1,541 triliun," tuturnya.

3. Program Sumber Daya Non RM

Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN)

  • Pagu awal: Rp1,539 triliun
  • Efisiensi: Rp927 miliar (60 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: Rp 927 miliar (60 persen)

Pinjaman Luar Negeri (PLN)

  • Pagu awal: Rp688 miliar
  • Efisiensi: Rp209 miliar (30 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: Rp 209 miliar (30 persen)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

  • Pagu awal: Rp839 miliar
  • Efisiensi: Rp520 miliar (62 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: Rp 520 miliar (62 persen)

Badan Layanan Umum (BLU)

  • Pagu awal: Rp8,049 triliun
  • Efisiensi: Rp3,578 triliun (44 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: Rp3,578 triliun (44 persen)


Lainnya (Rupiah Murni Pendamping/RMP dan Hibah Luar Negeri/HLN)

  • Pagu awal: Rp49 miliar
  • Efisiensi: Rp8 miliar (17 persen)
  • Usulan efisiensi Kemendiktisaintek: Rp8 miliar (17 persen)

Satryo mengatakan program sumber dana non rupiah murni merupakan dana pinjaman maupun dana investasi dari berbagai sumber dana untuk pengembangan perguruan tinggi.

Ia menyatakan pihaknya akan mengikuti usulan efisiensi Dirjen Anggaran Kemenkeu dengan sejumlah potensi dampak.

"Dampaknya mungkin penundaan penyelesaian, kebanyakan ini, fisik untuk pengembangan kampus. Kalau ada pengurangan, efisiensi, berarti penyelesaiannya akan mengalami penundaan pada tahap berikutnya," ucapnya.

Angka-angka di atas belum termasuk tunjangan kinerja dosen PNS sebesar Rp2,5 triliun.

"Saya berharap Bapak-Ibu anggota DPR terhormat Komisi X bisa memperjuangkan supaya pemotongan atau efisiensi Kemendiktisaintek tidak Rp14,3 triliun, tapi menjadi hanya Rp6,785 triliun saja," tambahnya.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads