Beberapa waktu kebelakang media sosial X dan Instagram dihebohkan dengan berbagai curhatan mahasiswa baru jalur SNBP 2024 di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah. Mereka membeberkan mahalnya biaya pendidikan atau Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang naik berlipat-lipat bahkan disinyalir naik 100% hingga puluhan juta.
Menanggapi hal ini, Wakil Rektor Bidang Akademik Unsoed, Dr Ir Noor Farid mengatakan kebijakan penyesuaian UKT tahun 2024 tidak serta merta ditetapkan begitu saja. Melainkan berbagai pertimbangan dan merujuk pada Keputusan Kemendikbudristek Nomor 54/P/2024.
"Keputusan Kemendikbudristek Nomor 54/P/2024 tanggal 5 Februari 2024 tentang Besaran Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan yang menggunakan tiga variabel. Yaitu Akreditasi, Model Pembelajaran dan Berdasarkan Wilayah," dikutip dari detikJateng, Kamis (25/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aturan tersebut dijelaskan Noor Faris berisi formulasi penyesuaian UKT berbasis Biaya Kuliah Tunggal (BKT) sesuai yang ditetapkan Kemendikbudristek.
Ia menambahkan bila sejak tahun 2012 tarif UKT Unsoed belum pernah mengalami penyesuaian BKT hingga akhirnya terbit di tahun 2024.
Rektor Unsoed Diundang Mahasiswa Audiensi
Setelah ramai di media sosial, berbagai keluhan mahasiswa Unsoed ditampung dalam satu pintu oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bagian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma).
Pada unggahan Instagram resminya @batir_unsoed, mereka menunjukkan perbandingan UKT Unsoed pada tahun 2023 dan 2024 yang terlihat naik hampir 4-7 kali lipat.
Sebagai contoh terlihat pada prodi di Fakultas Peternakan di mana tahun 2023 golongan UKT tertinggi adalah Rp 2,5 juta. Namun, pada 2024 melonjak jadi Rp 14 juta atau naik hingga 5 kali lipat.
Sementara nominal UKT tertinggi mencapai Rp 52 juta untuk program studi (prodi) Keperawatan Internasional dan prodi lain di ranah fakultas kesehatan. Menanggapi hal ini, Presiden BEM Unsoed, Maulana Ihsanul Huda mengaku miris, sebab penyebaran informasi seakan ditutupi dan terkesan seperti todongan.
"Kami menanggapinya cukup miris ya karena melihat lonjakan kenaikan UKT nya yang sangat tinggi. Bisa dibilang, naik 3 sampai 5 kali lipat. Dan penyebaran informasinya pun tidak masif jadi bisa katakan ini seperti todongan," tuturnya.
Kini BEM Unsoed telah mengambil berbagai langkah penanggulangan. Mulai dari menghimpun keluhan dan data mahasiswa baru hingga yang terbaru, mengirim surat kepada pihak rektorat untuk proses audiensi yang sebelumnya gagal terlaksana.
"Kita sudah mencoba bertemu dengan pihak rektorat dalam hal ini wakil rektor II. Khususnya bersinggungan langsung dengan permasalahan ini. Tapi saat kita datangi dari pimpinan rektorat tidak bisa menemui karena ada rapat dan sebagainya," tambahnya.
Melalui surat tersebut, BEM Unsoed akan melakukan audiensi bersama pihak rektorat pada Jumat, 26 April 2024 pukul 13.00 WIB di rumah mahasiswa atau PKM kampus Unsoed. Melalui audiensi ini, mereka berharap agar pihak rektorat bisa transparan terkait kebijakan biaya UKT mahasiswa baru.
"Kebijakan tersebut menjadi bukti atas (ketidakpedulian?) Unsoed kepada para mahasiswa baru yang ingin melangkah ke depan untuk mengejar mimpi mereka. Kami mengundang rektor untuk hadir bertemu mahasiswa," tegas BEM Unsoed dalam keterangan tertulis.
(det/faz)