Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka peluang bagi lulusannya yang ingin bekerja di Jepang. Jumlah usia produktif yang menurun di Negeri Sakura membuat peluang tersebut terbuka lebar.
"Lapangan kerja di Jepang sangat besar sekali di tengah pertumbuhan penduduk mereka yang menurun, usia produktif juga menurun," ujar Dekan FMIPA UGM, Kuwat Triyana, dikutip dari laman UGM, Senin (1/4/2024).
Kuwat menuturkan terbukanya peluang lulusan UGM bekerja di Jepang ini merupakan bentuk kerja sama antara UGM dan Asean Nagoya Club (ANC) Japan. ANC sendiri telah bekerja sama dengan lebih dari 700 perusahaan di Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"ANC ini sudah kerja sama dengan 700 perusahaan dari Jepang, saya kira bisa jadi pasar kerja yang bagus. Tujuan kita akan semakin banyak alumni yang kerja di sana," katanya.
Lulusan Teknologi Informasi Banyak Diincar
Adapun bidang yang banyak diincar oleh perusahaan-perusahaan ternama Jepang menurut Kuwat adalah teknologi informasi. Meski demikian, FMIPA UGM pun mengupayakan peluang bagi bidang lain.
Contohnya bagi lulusan prodi fisika yang berpeluang bekerja di industri semikonduktor, kimia di industri kosmetik atau matematika di perusahaan data sains.
"Bidang Information Technology (IT) yang selama ini banyak diserap. Tentunya akan diperluas pada bidang lain agar seluruh lulusan dari seluruh prodi bisa terserap semua," katanya.
Kuwat pun menuturkan keberadaan JCC bagi mahasiswa UGM merupakan wadah untuk mencari informasi tentang peluang kerja di Jepang. Selain itu, lewat JCC UGM akan memberikan program pendampingan yang sesuai.
"Saya kira ini harus dimanfaatkan dengan strategis. Kelak dalam rentang 2-3 sampai 10 tahun, lulusan yang sudah bekerja di Jepang ini siap menjadi orang profesional, menjadi mitra baru dan mampu membangun jejaring dengan sangat baik," kata Kuwat.
Setelah dibukanya JCC bagi mahasiswa UGM, Kuwat mengatakan pihaknya akan menyiapkan lulusan S1 maupun S2 sebagai tenaga profesional yang siap bekerja di perusahaan Jepang.
"Bisa saya ibaratkan, masalah di Indonesia sebenarnya bisa diselesaikan oleh Jepang dari teknologi sistem pertanian, transportasi. Tapi sebaliknya masalah Jepang bisa diselesaikan oleh orang Indonesia lewat SDM," kata Advisor ANC Japan, Indra Kesuma Nasution.
Hingga saat ini, sudah ada sebanyak 80 alumni dari FMIPA UGM yang bekerja di perusahaan-perusahaan ternama Jepang. Menurut Indra, beberapa perusahaan Jepang menilai lulusan UGM yang bekerja di perusahaan Jepang mempunyai etos kerja yang tinggi.
"Mereka bekerja di Tokyo dan Nagoya, ada yang di industri manufaktur, finance, programming, dan Artificial intelligence. Banyak anak FMIPA bekerja di sana. Di satu sisi kita bangga, mereka kontribusi mereka besar sekali karena apa yang mereka lakukan menghasilkan produk dan jasa yang diperlukan warga Jepang, Amerika, Eropa, hingga Asia dan bermanfaat bagi masyarakat dunia," katanya.
(cyu/pal)