"Bulan yang lalu datang ke Amerika, kemudian pergi ke dua perguruan tinggi, tidak usah saya sebutkan nama universitasnya, di Washington DC dan di San Fransisco," kata Jokowi di pembukaan Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia, disiarkan langsung di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/1/2024).
"Saya masuk dan saya lihat, apa yang ada di pikiran saya, betul-betul saya kaget. Karena yang saya lihat, lebih dari separuh mahasiswanya itu dari Tiongkok, dari RRT, dari China. Saya kemudian berpikir, ooh inilah yang menyebabkan yang namanya China, Tiongkok, itu melompat maju di 20 tahun terakhir ini. Dan melampaui negara-negara yang sudah maju," sambungnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi mendapati sedikit mahasiswa asal RI yang kuliah di perguruan tinggi tujuan kunjungannya saat itu.
"Yang saya lihat kedua siapa ini mahasiswa yang paling banyak? India. Saya cari lagi, mahasiswa dari Indonesia, ada ndak, ada ndak, ternyata ada. Lima. Sangat kecil sekali," katanya.
Pembangunan SDM Unggul
Jokowi menekankan, persiapan SDM unggul seperti dari pendidikan tinggi penting untuk mendukung Indonesia menjadi negara yang tidak hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA).
"Kemudian saya dibawa ke fakultas jurusan robotik dan AI. Yang saya lihat sama, lebih dari separuh mahasiswa yang ada di situ itu dari Tiongkok, RRT. Artinya, mereka belajar AI, mereka belajar robotik, robotik untuk laut dalam, robotik untuk agri, robotik untuk medic, untuk manufacturing, semuanya di situ mereka belajar," tuturnya.
"Inilah yang harus kita siapkan karena 5 tahun, 10 tahun yang akan datang, kita akan menerima bonus demografi. SDM unggul akan menjadi kunci, dan itu harus betul-betul kita persiapkan secara riil dan konkret. Dan kita tahu, sumber daya alam kita memang melimpah. Tapi itu tidak cukup untuk kita menjadi negara maju," sambung Jokowi.
Ia mencontohkan, Indonesia kerap tidak memberi nilai tambah atas SDA yang diekspor. Untuk itu, ia menekankan pentingnya SDM unggul agar RI mencapai cita-cita sebagai negara maju.
"Sekali lagi, sumber daya alam yang melimpah tidaklah cukup untuk menjadi negara maju. Yang paling penting itu pertama, kita butuh SDM-SDM yang berkualitas," tuturnya.
(twu/nwy)