Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag membahas pematangan kerja sama program Magister Double Degree antara lima Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia dengan University Utara Malaysia (UUM). Program tersebut rencananya akan dijalankan awal 2024.
Lima UIN di Indonesia yang akan bekerja sama dengan UUM untuk menyelenggarakan program Magister Double Degree yaitu UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Ar Raniry Aceh, UIN Raden Fatah Palembang, dan UIN Mataram NTB.
"Delegasi Kementerian Agama selain menghadiri Convocation University Utara Malaysia (UUM), juga akan mematangkan implementasi kerja sama program Double Degree Magister antara lima UIN dengan UUM yang akan dilaksanakan awal 2024," ujar Ketua Delegasi Indonesia Thobib Al Asyhar, dikutip dari laman Kemenag, Senin (20/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelas Persiapan Bahasa Inggris
Kasubdit Kelembagaan dan Kerja sama pada Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam tersebut menjelaskan, 50 penerima Besiswa Indonesia Bangkit (BIB) LPDP asal 5 kampus UIN tersebut akan menjadi peserta program Double Degree tahap awal.
Thohib menjelaskan, para penerima beasiswa kini sedang menjalani English Preparation Program (EPP) di Jakarta.
Thohib menambakan, program persiapan bahasa Inggris yang digelar Jakarta Business School (JBS) tersebut disediakan untuk menghadapi Malaysian University English Test (MUET). Kelas EEP berlangsung selama dua bulan.
"Mereka diberikan kursus bahasa Inggris secara intensif agar memenuhi persyaratan minimum dari standar Malaysian University English Test (MUET) sebelum masuk kuliah di UUM," terangnya.
Persiapan Penyelenggaraan Double Degree di 2024
Ketua Program Management Unit (PMU) BIB-LPDP, Ruchman Basori, menambahkan, pematangan kerja sama semua pihak tengah dilancarkan untuk memastikan para peserta bisa menjalani Double Degree mulai awal 2024.
Terlebih, program Double Degree ini merupakan salah satu program prioritas Ditjen Pendidikan Islam Kemenag.
"Program Double Degree magister antara PTKIN dengan UUM merupakan pilot project program Ditjen Pendis. Sebelum dilaksanakan, kami ingin seluruh persiapan benar-benar berjalan dengan baik, seperti persyaratan dokumen intake mahasiswa, pengurusan visa, maupun rencana tempat tinggal mahasiswa," kata Ruchman.
Kasubdit Ketenagaan Direktorat Diktis, Kemenag ini menambahkan, delegasi Indonesia juga membahas mekanisme teknis pembayaran tuition fee dari LPDP ke UUM.
"Ada aspek penting yang perlu kami lihat terkait iklim akademik secara langsung kuliah di UUM untuk disampaikan kepada peserta. Selain itu juga ingin memastikan bagaimana mekanisme pembayaran tuition fee selama satu tahun kuliah S2 di UUM," sambungnya.
Perluasan Kerja Sama Akademik
Kasubdit Pengembangan Akademik Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Abdullah Faqih, mengatakan bahwa ia juga menghadiri pertemuan di UUM untuk membuka perluasan kerja sama akademik lain.
Beberapa yang dibahas antara lain program Mora Overseas Student Mobility Award (MOSMA), joint research, visiting professor, student exchange, dan lain-lain.
(twu/faz)