Kontroversi Taruna Ikrar
Berdasarkan arsip detik.com, nama Taruna Ikrar sempat kontroversial tahun 2017 silam karena klaim gelar profesor bidang biomedical sciences dan jabatan dekan di Pacific Health Sciences University (PSHU), Amerika Serikat. Saat itu, rekam jejak Taruna Ikrar sempat ramai dipertanyakan oleh netizen.
Gelar dan rekam jejak Taruna Ikrar dipertanyakan lewat tulisan seseorang bernama Ferizal Ramli di blog dan Facebook. Dalam tulisannya, Ferizal menyebut tidak ada konfirmasi valid dari rekam jejak Taruna Ikrar yang tertulis di media sosial.
Taruna Ikrar akhirnya memberikan konfirmasi kepada detik.com. Mengenai rekam jejaknya, ia mengakui telah menjadi dosen dan profesor di Pacific Health Science University sejak Januari 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Guru besar di AS beda dengan Indonesia. Kalau di Indonesia, guru besar harus lewat pengesahan universitas, dari universitas dikirim ke Dikti, baru dikirim ke Setneg. Tapi kalau di AS, universitas itu independen, mandiri. Tiap universitas berhak mengangkat guru besar sendiri seperti dia angkat dosen," ucap Ikrar dalam arsip detik.com.
Saat itu, Ikrar mengklaim PSHU merupakan universitas yang baru berdiri di California, AS. Sebagai universitas baru, menurutnya, terdapat kekhususan dalam metode belajar-mengajar di PSHU.
"Sebagai universitas baru, tentu universitas ini jangan dibandingkan dengan universitas besar, kan baru tahun pertama," kata Ikrar.
Selain itu, nama Taruna Ikrar pernah tersangkut dalam nominasi Nobel Kedokteran. Ikrar menyebut kontroversi disebabkan karena salah kutip saat wawancara namun dia tidak langsung membetulkannya.
"Pada saat publish, kami berharap ini jadi sebuah prestasi tertinggi. Berharap jadi Nobel. Masalahnya, kata 'berharap'-nya ini hilang dan sudah beredar ke mana-mana. Kita tidak bermaksud berbohong. Kesalahan saya adalah kenapa ada yang terbit satu kali lalu saya tidak klarifikasi. Harusnya saya klarifikasi," papar Ikrar.
"Saya tidak pernah niat berbohong, niatnya memberi motivasi bahwa anak bangsa Indonesia punya karya yang berharap potensial dapat Nobel, tapi kan belum," sambungnya.
Simak Video "Video: Respons BPOM soal Kinerjanya Kerap Dicibir Masyarakat"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/nwk)