Enam jurnal ilmiah Universitas Airlangga (Unair ) terindeks Scopus per Oktober 2023. Dengan 5 jurnal yang sebelumnya telah terindeks Scopus pada 2022, Unair kini memiliki total 11 jurnal ilmiah bereputasi internasional.
Scopus adalah database pengindeksan abstrak dan kutipan dari jurnal ilmiah, buku, dan prosiding konferensi yang dikelola Elsevier. Untuk dapat terindeks Scopus, antara lain perlu tinjauan sejawat, keragaman lokasi geografis penyunting dan penulis, kontribusi akademik di bidangnya, kualitas isi, dan keteraturan dalam penerbitannya, seperti dikutip dari laman Elsevier.
Jurnal yang terindeks Scopus juga dievaluasi ulang tiap tahun untuk memastikannya masih memenuhi persyaratan. Jurnal-jurnal tersebut harus menjaga ketelitian akademik di tiap artikel yang diterima. Artikel yang terbit juga harus dikutip. Jurnal terindeks Scopus juga dievaluasi berdasarkan statistik kutipannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
11 Jurnal Ilmiah Unair Terindeks Scopus
Enam jurnal ilmiah Unair yang terindeks Scopus pada Oktober 2023 yaitu Indonesian Journal of Health Administration, jurnal ilmu hukum Yuridika, Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, Jurnal Medik Veteriner, Jurnal Kesehatan Lingkungan, dan The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, seperti dikutip dari laman resmi kampus.
Sebelumnya pada 2022, jurnal Unair yang sudah terindeks Scopus yaitu Asian Journal of Accounting Research (AJAR), Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Jurnal Ners, Dental Journal, dan The Indonesian Journal of Public Health.
Prof Hery Purnobasuki MSi PhD, Ketua Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) Unair mengatakan, sejumlah jurnal ilmiah Unair lain juga sedang berada di tahap review untuk menyusul terindeks Scopus. Di samping itu, program pendampingan hingga pendanaan tengah dijalankan untuk meningkatkan jumlah publikasi dan kualitas jurnal ilmiah kampus.
"Dalam waktu dekat kami masih menunggu kabar baik terkait jurnal ilmiah yang saat ini dalam tahap review dan akan segera menyusul terindeks Scopus," terang Hery.
"Penganggaran yang baik untuk pengelolaan jurnal menjadi prioritas. Dalam menjaga kesinambungannya, program pendampingan dan pelatihan secara rutin terlaksana. Kami juga masih terus belajar dari institusi lain dalam pengelolaan jurnal ilmiah," imbuhnya.
Hery menuturkan, mengatakan bahwa semula belum ada jurnal ilmiah Unair yang terindeks Scopus saat mulai dikelola pihaknya pada 2020. Pencapaian Unair di bidang jurnal bereputasi ilmiah menurut Hery membantu reputasi kampus kian dikenal sebagai rujukan wadah publikasi internasional.
"Dalam waktu 3 tahun, alhamdulillah setelah belajar dan komitmen kami meningkatkan kualitas jurnal ilmiah, saat ini 11 jurnal ilmiah Unair sudah terindeks Scopus. Tentu ini perolehan yang luar biasa dalam jangka 3 tahun, sangat signifikan sekali capaiannya," tutur Hery.
"Semakin dikenalnya Unair sebagai rujukan wadah publikasi internasional, tentu menjadikan keterbacaan Unair dalam tingkat internasional semakin baik," imbuhnya.
(twu/nwy)