Mahasiswa Binus University kini bebas memilih kelas tatap muka dan kelas online (daring) mulai semester tiga atau tahun kedua perkuliahan. Para mahasiswa yang memilih kuliah daring bisa menggunakan learning management system (LMS) Binusmaya 7.0 berbasis Microsoft Azure.
Sistem Binusmaya 7.0 ini memungkinkan mahasiswa kelas reguler maupun kelas internasional Binus University menjajal pengalaman belajar interaktif dan terpersonalisasi.
Mahasiswa dapat dapat mengakses materi belajar multimedia, melihat jadwal kelas dan ujian, mengerjakan dan mengumpulkan tugas, dan melihat nilai. Mahasiswa juga bisa berdiskusi dengan sesama mahasiswa dan dosen, termasuk dengan video conference.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem ini juga mencakup fitur administrasi seperti pembayaran, pengurusan beasiswa, izin magang, dan pengambilan sertifikat. Fitur-fitur ini dapat diakses dalam versi desktop maupun mobile.
Lebih dari 45 Ribu Mahasiswa Gunakan Binusmaya 7.0
Rektor Binus University Prof Dr Ir Harjanto Prabowo, MM mengatakan, lebih dari 45.000 mahasiswa aktif dan 1.600 dosen yang terdaftar pada tahun akademik 2022-2023 aktif menggunakan Binusmaya 7.0.
"Mahasiswa semester tiga ke atas diberikan kebebasan untuk memilih kapan mereka akan mengikuti kelas secara tatap muka dan daring. Kebijakan ini tidak hanya memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa, tetapi juga mendorong mereka untuk bertanggung jawab terhadap pilihannya masing-masing," kata Harjanto dalam keterangannya, dikutip Selasa (25/7/2023).
Harjanto mengatakan, khusus perkuliahan mahasiswa tahun pertama tetap dirancang tatap muka. Harapannya, kuliah luring dapat membantu mahasiswa untuk membangun kedekatan emosional dengan teman seangkatan dan pengajar di kampus.
Bagi mahasiswa tahun pertama, sambungnya, Binusmaya 7.0 dapat berfungsi sebagai pusat informasi, tugas, dan mengejar ketertinggalan perkuliahan di ruang kelas jika berhalangan masuk.
Berkembang dari Pandemi
Harjanto menuturkan, Binusmaya 5.0 semula dikembangkan secara mandiri dan dirilis pada 2014. Hasil rintisan e-learning Binus University sejak tahun 2000 itu berfungsi utama sebagai learning management system (LMS).
Pihak kampus lalu berkerja sama dengan eComindo, salah satu mitra resmi Microsoft di bidang LMS, untuk mengembangkan Binusmaya di platform Microsoft Azure. Pengembangan ini berfungsi memberikan fleksibilitas dan skalabilitas penggunaan, serta permudahan inovasi fitur.
Harjanto menuturkan, pihaknya bersyukur versi terbaru Binusmaya, yakni Binusmaya 7.0, sudah siap rilis saat pandemi terjadi.
"Sehingga pada minggu pertama seluruh kelas bertransisi menjadi online, 85% kelas dapat berjalan secara mulus, diikuti dengan 100% kelas berjalan aman tanpa kendala di minggu kedua perkuliahan online," ucapnya.
Setelah dua tahun beroperasi, Binusmaya 7.0 kini masih menjadi pusat pembelajaran berbasis teknologi di Binus University. Menurut Harjanto, LMS tersebut tetap jadi fondasi utama pendidikan di kampusnya karena mendorong efektivitas dan kemudahan bagi mahasiswa dan civitas akademika lain.
"Inilah salah satu cara kami untuk menghadirkan pendidikan modern berkualitas internasional yang sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan industri," tuturnya.
Fiki Setiyono, Country Lead Azure Business Group, Microsoft ASEAN menuturkan, LMS berbasis Microsoft Azure ini menjadi bentuk modernisasi pendidikan. Azure sendiri merupakan platform komputasi awan Microsoft yang menawarkan akses, pengelolaan, dan pengembangan aplikasi dan layanan melalui pusat data.
"Kami harap learning management system berbasis Microsoft Azure yang dibangun atas dasar trust dan security, dapat membantu memberdayakan serta meningkatkan kapabilitas dan keterampilan digital masa depan para pelajar Binus University, terlepas dari latar belakang, usia, dan jenis pendidikan mereka," pungkasnya.
(twu/faz)