Isu penerapan uang pangkal di Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat mahasiswa melakukan protes hingga aksi demo. Aksi mahasiswa menolak adanya uang pangkal di halaman Balairung langsung mendapatkan respon dari kelima wakil rektor UGM.
Melansir situs resmi UGM, para rektor memberikan klarifikasi terkait biaya selain UKT yang rencananya akan diterapkan bagi mahasiswa baru di tahun ajaran 2023/2024. Mereka menyebut bahwa biaya tersebut adalah Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU).
"Keliru kalau itu untuk semua. Sumbangan ada di mereka yang masuk dalam jalur Ujian Mandiri, dan satu lagi dia harus termasuk dalam orang yang mampu," terang Rektor UGM Ova Emilia pada situs UGM, dikutip Kamis (16/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kira-kira dari total student body adalah 4,8 persen dari total mahasiswa, itu sudah kita lihat data simulasi dari yang tahun-tahun sebelumnya," imbuhnya.
Beda Uang Pangkal dengan SPPU
Dikutip dari unggahan akun Instagram resmi UGM, disebutkan bahwa SSPU ini tidak diperuntukkan bagi semua mahasiswa baru melainkan hanya untuk calon mahasiswa yang diterima melalui jalur UM-CBT UGM tahun akademik 2023/2024 serta memiliki kemampuan ekonomi baik yang termasuk dalam kelompok UKT Pendidikan Unggul tanpa subsidi.
SPPU menjadi langkah UGM dalam menggalang solidaritas dari keluarga mahasiswa untuk membantu mahasiswa lainnya yang lebih membutuhkan.
Artinya, SPPU ini tidak berlaku bagi mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi. Dengan begitu, mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi bisa kuliah di UGM dengan UKT Rp 0 atau gratis.
Dalam unggahan tersebut juga ditegaskan bahwa calon mahasiswa yang memiliki kemampuan ekonomi lebih baik tidak menjadikannya lebih mudah diterima di UGM. Kelulusan mahasiswa tetap berdasarkan hasil seleksi pada jalur resmi yang diadakan oleh UGM.
Menurut Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Supriyadi kemampuan ekonomi calon mahasiswa nantinya dievaluasi sesuai dengan dokumen-dokumen yang diunggah oleh mereka setelah dinyatakan diterima dan melakukan pendaftaran ulang.
Keberpihakan UGM terhadap Mahasiswa dengan Ekonomi Lemah
Rektor menegaskan bahwa kampus UGM berpihak kepada mahasiswa dengan ekonomi lemah untuk tetap bisa berkuliah dan menuntaskan pendidikannya. Bentuk keberpihakan tersebut diwujudkan dengan adanya skema pembebasan UKT dan beasiswa.
Hal tersebut selaras dengan keterangan dari Supriyadi yang mengatakan bahwa UGM masih memberikan berbagai tambahan keringanan lainnya baik berupa beasiswa dari pemerintah maupun mitra.
"Selain itu tentunya program beasiswa lain masih kami kawal agar kami dapat memberikan berbagai tambahan keringanan kepada mahasiswa. Baik melalui program kerja sama dengan mitra, alokasi RKAT untuk kebutuhan beasiswa, maupun program beasiswa dari pemerintah akan selalu kami fasilitasi agar para mahasiswa nanti bisa dengan nyaman mengikuti perkuliahan di UGM," tutur Rektor UGM.
(faz/faz)