Universitas Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) yang banyak diidam-idamkan oleh para calon mahasiswa. Bagaimana tidak, kampus ini sering masuk ke dalam pemeringkatan internasional sebagai universitas terbaik.
Selain itu, banyak tokoh masyarakat yang mengenyam pendidikan tingginya di UI. Oleh karenanya, kampus kuning ini cukup populer di mata masyarakat.
Pada 2 Februari 2023 mendatang, UI akan merayakan hari jadinya yang ke-73. Lantas seperti apa sih sejarah berdirinya Universitas Indonesia? Mengutip dari unggahan Instagram @univ_indonesia, berikut informasinya.
Bermula dari Sekolah Ilmu Kesehatan
Namun, tahukah detikers kalau cikal bakal UI bermula dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Vaksin (Opleiding van eleves voor de genees-en helkunde en vaccine) pada 2 Januari 1849 silam? Ini berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda.
Kala itu, pemerintah kolonial Belanda ingin mendirikan sekolah dengan tujuan menghasilkan asisten dokter tambahan. Barulah di tahun 1898, mereka membangun sekolah baru untuk melatih tenaga medis, yaitu School tot Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA.
Selanjutnya, di tahun 1927 diubahlah status dan nama STOVIA menjadi Geneeskundige Hogeschool atau GHS. Nah, gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan oleh GHS ini sekarang menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI.
Pendirian RHS sebagai Cikal Bakal FH UI
Lalu, pada tahun 1924 berdirilah Rechtshoogeschool te Batavia atau RHS, sebuah Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta dengan tujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil rendahan. RHS ini menjadi cikal bakal Fakultas Hukum di UI.
Kemudian, pada 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Universitas Sementara di Jakarta atau Nood Universiteit. Kampus ini berganti nama di tahun 1947 menjadi Universiteit van Indonesie dan pusatnya terletak di Jakarta.
Sejumlah profesor nasionalis, seperti Prof Mr Djokosoetono menjadi pengajar untuk Universiteit van Indonesie yang ada di Yogyakarta, kala itu DIY menjadi ibukota negara.
Setelah ibu kota negara dipindah di Jakarta pada tahun 1949, tepatnya setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia, Universiteit van Indonesie Yogyakarta dipindahkan ke Jakarta.
Pada 1950, Universiteit van Indonesie disatukan menjadi Universiteit Indonesia. Nah, kampus ini terdiri dari sejumlah fakultas yang tersebar di berbagai kota, seperti Fakultas Kedokteran, Hukum, Sastra dan Filsafat di Jakarta, Fakultas Teknik di Bandung, Fakultas Pertanian di Bogor, Fakultas Kedokteran Gigi di Surabaya, hingga Fakultas Ekonomi yang ada di Makassar.
Fakultas di Luar Jakarta Berubah Menjadi Universitas Terpisah
Fakultas-fakultas yang terletak di luar Jakarta berkembang menjadi universitas terpisah pada periode 1954-1963.
Di Jakarta, Universitas Indonesia memiliki kampus di Salemba dan terdiri dari beberapa Fakultas, yaitu Kedokteran, Kedokteran Gigi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sastra, Hukum, Ekonomi dan Teknik.
Seiring berjalannya waktu, mulailah berdiri Fakultas Psikologi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Komputer hingga Keperawatan.
Pembangunan Kampus Depok UI
Kampus UI yang sekarang ada di Depok mulai dibangun pada 1987. Sebelumnya, UI berdiri di tiga lokasi, yaitu Salemba, Pegangsaan Timur, dan Rawamangun.
Setelah kampus UI Depok rampung, barulah kampus Rawamangun dipindah. Sementara itu, kampus Salemba masih berdiri hingga sekarang dan diperuntukkan bagi Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Program Pascasarjana.
Selama 73 tahun, UI juga telah melahirkan banyak tokoh. Sebut saja Menteri Keuangan Sri Mulyani hingga anggota Warkop DKI Kasino dan Dono.
Nah itulah sejarah tentang Universitas Indonesia. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan detikers ya!
Simak Video "Ombudsman Terima Laporan Kasus Kecelakaan Hasya, Ini Proses Selanjutnya"
[Gambas:Video 20detik]
(aeb/nwy)