Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) telah membuka program studi (prodi) baru, Magister Pendidikan Dokter. Prodi tersebut dinilai memiliki perbedaan dengan prodi serupa di kampus lain.
Hal yang membedakan Prodi Magister Pendidikan Dokter FK Unair adalah memprioritaskan pada pendidikan klinis. Maksudnya, FK Unair disebut akan melatih dosen-dosen yang akan mengajar mahasiswa koas (ko-asisten).
Koordinator Program Studi (KPS) Magister Pendidikan Dokter FK UNAIR, Dr Hermanto Tri Joewono, dr SpOG(K) menyebut, mengajar untuk mahasiswa jenjang sarjana dan postgraduate sangat berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendidikan dokter postgraduate prakteknya langsung dengan pasien. Keselamatan pasien sangat diperhatikan. Sehingga metode mengajarnya juga jauh berbeda dengan S1," ucapnya, sebagaimana dikutip melalui situs resmi FK Unair.
Hermanto menegaskan, mendidik seorang dokter dibutuhkan dosen profesional yang tidak hanya cakap keilmuan medis. Oleh sebab itu, pendidik para dokter perlu menguasai kurikulum dan pedagogi atau metode mengajar yang baik.
"Apalagi Menteri Kesehatan mendorong penambahan jumlah dokter dan juga dokter spesialis. Untuk memenuhi itu sistem pembelajaran kedokteran juga harus disesuaikan. Dan ini membutuhkan SDM yang kompeten," ujarnya.
Dua Profesor Luar Negeri (LN) Siap Mengajar
Prodi Magister Pendidikan Dokter FK Unair mulai membuka penerimaan mahasiswa per Februari 2023. Para pengajar berasal dari FK Unair sendiri maupun universitas asing.
Ada dua profesor dari luar negeri yang siap mengisi perkuliahan, yaitu Prof Dekker dan Prof Brahmaputra dari Australia. Metode yang dipakai dalam pembelajaran akan mengacu pada mahasiswa.
Perkuliahan Prodi Magister Pendidikan Dokter FK Unair mendorong partisipasi aktif mahasiswa dengan memberi penugasan dan timbal balik. Selain itu, akan dibekali pembelajaran berbasis otak atau brain base learning.
Para mahasiswa master nantinya diwajibkan sudah memiliki penelitian yang akan dikerjakan selama dua tahun perkuliahan. Harapannya, saat lulus akan memiliki hasil atau outcome yang jelas, penguasaan kemampuan penyusunan kurikulum, dan andagogi.
Hermanto menuturkan, program Magister Pendidikan Dokter FK Unair bukan lagi pedagogi, melainkan andagogi. Oleh sebab itu, mahasiswa tidak akan diberi terlalu banyak kuliah, melainkan lebih ke active learning atau pembelajaran aktif.
(nah/nwy)