6 kampus dan 1 role model Papua Creative Hub di Jayapura, Papua jadi pusat pendidikan nonformal mahasiswa dan warga dalam bidang inovasi dan kewirausahaan di daerah terluar Indonesia.
Pusat Inovasi dan Kewirausahaan Masyarakat (PIKM) nantinya akan memberikan kuliah online hingga pendampingan saat praktek kewirausahaan.
6 Kampus yang jadi PIKM daerah terluar ini adalah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sekolah Tinggi Bisnis Manajemen (STBM) Dua Saudara di Bitung, Sulawesi Utara;
2. Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Majene, Sulawesi Barat;
3. Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung;
4. Universitas Teuku Umar, Aceh;
5. Universitas Panca Bhakti, Kalimantan Barat;
6. Politeknik Negeri Fak-fak, Papua Barat.
Selain 6 kampus di atas, program PIKM yang digagas Stafsus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan, dan Pembangunan Daerah Terluar, Billy Mambrasar ini semula didirikan 2019 dengan milestone pembangunan Papua Youth Creative Hub di Jayapura yang akan diresmikan Presiden Jokowi, rencananya akhir tahun 2022 ini.
PIKM berbasis metode pembelajaran hibrid, yakni modul digital learning dari Pijar Foundation serta video learning dari PT Telkom. Peserta harus menyelesaikan sekitar 18 modul daring dengan skema seperti kelas kuliah diawali pre test, materi, post test, dan pemberian sertifikat.
Dalam pelaksanaan operasional kesehariannya, PIKM dibantu Yayasan Kitong Bisa dengan project manager Dr Muhammad Sufyan Abdurrahman, yang berlatar Dosen Digital PR Telkom University, Bandung.
![]() |
"Beberapa lokasi dengan pendampingan (praktek kewirausahaan) seperti di Papua dan Aceh," tutur Sufyan saat berbincang dengan detikEdu, Jumat (18/11/2022).
Sufyan menambahkan, program pendidikan nonformal kewirausahaan ini diprioritaskan untuk mahasiswa dari 6 kampus terluar itu dan mahasiswa Papua di sekitar Papua Youth Creative Hub.
"Kualitas pendidikan tinggi di Jawa dan di luar Jawa sana masih timpang, jadi kami membantu dari sisi pendidikan nonformal," imbuh Sufyan tentang latar belakang didirikannya program PIKM ini.
Selain mahasiswa 6 kampus dan sekitar Papua Creative Hub itu, program ini juga melibatkan komunitas pemberdayaan masyarakat binaan 6 kampus itu dalam pengabdian masyarakat yang berkelanjutan.
"Seperti di Unsulbar itu, ada komunitas Pemuda Maritim yang nelayan," tuturnya.
Mahasiswa di 6 kampus itu yang berminat bisa mendaftar di kampusnya masing-masing. Nanti, mereka akan dikumpulkan secara offline, untuk diberikan briefing bagaimana mengakses modul online dari Pijar Foundation, partner kolaborasi PIKM. Modul yang normalnya berbayar itu akan diberikan dan diakses gratis buat semua peserta PIKM di daerah terluar ini.
"(Dibriefing-diberikan) Bukan hanya kode, tapi step by step supaya beres dapat sertifikat keahlian," jelas Sufyan.
Materi-materi yang diberikan seperti: digital marketing, content creator, bahasa Inggris, business canvas model, dan sebagainya. Pemateri praktisi dalam modul online yang disediakan Pijar Foundation antara lain: Fia Mahanani (STC on Digital Government The World Bank), Natasya K (Innovation Planner FnB Unilever Indonesia), Taufik Machrus (Senior Vice President at PT Bank Syariah Indonesia), Nina Agustriana (Head of Division Area Marketing Nutrifood), Ardi Wilda Irawan (Head of Content & Communication Indika Foundation) dan sebagainya.
Sementara sang penggagas PIKM, Billy Mambrasar, mengungkapkan program PIKM ini dilahirkan antara lain guna mengatasi data hanya 11% usia produktif di Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi (S1).
"Maka, kita dengan semangat pentahelix harus bersama menyiapkan pendidikan non formal setara kurikulum S1 untuk masyarakat untuk belajar inovasi dan kewirausahaan. Bagaimana caranya masyarakat bisa jadi usahawan tanpa kuliah, dan atau mahasiswa jadi punya spirit penyedia lapangan kerja bukan terus pencari kerja," katanya dalam keterangan tertulis.
(nwk/pal)