Luhut: Perguruan Tinggi Bisa Berperan Besar untuk Energi Terbarukan

ADVERTISEMENT

Luhut: Perguruan Tinggi Bisa Berperan Besar untuk Energi Terbarukan

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 09 Nov 2022 17:00 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi kampus-kampus Indonesia yang mendukung transisi energi terbarukan. Di antaranya yakni Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

UI & UGM baru-baru ini masuk peringkat top 300 dunia bidang keberlanjutan QS World University Ranking: Sustainability 2023 dari 700 kampus dunia.

QS Sustainability Rankings 2023 adalah pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) yang mengukur kemampuan perguruan tinggi untuk sadar atas masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta menghadapi tantangan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pemeringkatan QS WUR: Sustainability 2023 bagian Environmental Impact Rank, perguruan tinggi dinilai berdasarkan pembangunan institusi yang berkelanjutan, terlibat dalam riset yang relevan dan berdampak pada keberlanjutan lingkungan, dan memasukkan isu keberlanjutan di kurikulum.

Luhut menambahkan, sebelumnya kampus-kampus Indonesia juga untuk pertama kalinya masuk Top 20 Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2021 di SDG-7 Affordable and Clean Energy, dari total 560 kampus di 77 negara dan wilayah.

ADVERTISEMENT

Pemeringkatan THE Impact Rankings 2021 adalah tabel kinerja global yang menilai kinerja kampus berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) PBB lewat bidang riset, pelayanan, pembelajaran, dan keterjangkauannya.

"Ini pertama kalinya kampus Indonesia masuk Top 20 pemeringkatan global sejak perilisannya," kata Luhut dalam QS Higher Ed Summit: Asia Pacific di Hotel InterContinental Pondok Indah Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Pada THE Impact Ranking 2021 kategori SDG-7, perguruan tinggi Indonesia yang masuk pemeringkatan Top 20 yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember di peringkat 11 dunia, Universitas Indonesia di peringkat 16, Telkom University di peringkat 18. Di peringkat 21, ada Institut Teknologi Bandung.

Luhut mengatakan, perguruan tinggi di Indonesia berperan penting mendorong transisi energi terbarukan. Peran ini diakui global lewat pemeringkatan kampus global bereputasi di atas.

"Pendidikan memainkan peran penting dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat dan membuat perubahan selama ini. Kampus menjadi institusi independen dan penting yang bermanfaat untuk kemanusiaan yang lebih baik," kata Luhut.

"Perguruan tinggi bisa berperan besar dalam transisi renewable energy dengan bergerak menuju pendidikan dan riset tetkait penggunaan energi terbarukan," imbuhnya. Keberadaannya yang besar di tengah masyarakat punya peran kuat untuk menjangkau warga. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran terkait energi terbarukan dan memengaruhi kebijakan," jelasnya.

Ia menjelaskan, Indonesia adalah pengguna energi terbesar di ASEAN, 30 persen dari total energi yang digunakan negara-negara ASEAN lainnya. Pada 2014-2020, konsumsi energi Indonesia naik 65 persen.

Menurut estimasi terbaru, kata Luhut, konsumsi energi akan tumbuh 80 persen pada 2030.

"Kami sudah menetapkan target untuk modern renewable energy, termasuk penggunaan tradisional bioenergi, yang menyediakan 22 persen dari total suplai energi pada 2025 dan 31 persen pada 2050," ujar dia.

"Roadmapnya mencakup mengakselerasi energy transition lewat 3 prioritas, yaitu securing energy accessibility, scaling upsmart and clean technology, dan advancing clean energy financing," imbuhnya.

Ia menambahkan, adanya program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) lewat Merdeka Belajar Kampus Merdeka juga memungkinkan mahasiswa terlibat dalam mendorong transisi energi terbarukan.

Gerilya adalah bagian Studi Independen dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Mahasiswa vokasi atau S1 sains dan teknologi minimal semester 6 bisa ikut program ini dengan durasi 2 bulan studi atau 4 bulan proyek yang dapat dikonversi jadi 10-20 SKS, sesuai persetujuan kampus.

"Pemerintah Indonesia selalu mendorong perguruan tinggi untuk memainkan peran penting di transisi energi terbarukan sebagai bagian Merdeka Belajar Kampus Merdeka, lewat program yang memberikan kebebasan belajar Gerilya, untuk mahasiswa vokasi maupun sains dan teknologi dalam bidang energi terbarukan," kata Luhut.

Ia juga mengingatkan adanya pendanaan riset yang berfokus pada energi terbarukan lewat LPDP.

"Sebagai bagian upaya pemerintah untuk mendorong perang riset dan pendidikan dalam transisi energi terbarukan, LPDP menyediakan beasiswa untuk mempelajari energi terbarukan di universitas terbaik di berbagai negara, dan LPDP juga menyediakan skema pendanaan riset Rispro, sampai 150 ribu dollar per riset, yang berfokus pada fokus pada renewable energy," katanya

"Hasilnya terlihat, beberapa pemeringkatan global bereputasi mengakui pencapaian kampus Indonesia sebagai perguruan tinggi tingkat global yang mengupayakan SDGs, termasuk energi terbarukan," pungkas Luhut.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads