Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dari 3 juta lebih lulusan SLTA (sekolah lanjutan tingkat atas), hanya sekitar 37 persen yang bisa masuk ke perguruan tinggi.
"Lulusan kita kalau tidak salah per tahun sekitar 3 juta 600 ribu lulusan SLTA, dan yang bisa masuk ke dunia perguruan tinggi hanya 37 persen, mohon dikoreksi," ucap Menko PMK dalam Forum Rektor Indonesia 2022 (29/10/2022).
Perlu Lapangan Kerja Baru Sekitar 3 Juta per Tahun
Muhadjir menambahkan, sekitar 1,3 juta lulusan perguruan tinggi memasuki dunia kerja per tahunnya. Oleh sebab itu, pemerintah paling tidak perlu mempersiapkan lapangan kerja baru kira-kira 3 juta setiap tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini juga nanti mohon dikoreksi kalau tidak salah per tahun sekitar satu juta 300 lulusan perguruan tinggi masuk dunia kerja juga," ujar Mendikbud 2016-2019 itu.
Muhadjir menyebutkan, jumlah pengangguran di Indonesia yang kini berada di usia produktif (18 sampai di bawah 60 tahun) adalah sekitar 6 juta orang.
"Masih banyak yang menganggur (di usia produktif), sekarang kira-kira 6 juta," ungkapnya.
Muhadjir menegaskan, kondisi tersebut turut menjadi persoalan para rektor dan menjadi tanggung jawab mereka untuk ikut memikirkan.
"Kalau sampai kita gagal mengantar usia produktif ini masuk ke dunia kerja, maka kita akan gagal memanen (yang) namanya bonus demografi itu," kata Menko PMK.
Persoalan mengenai bagaimana mengaitkan para lulusan dengan dunia kerja dan tuntutan masyarakat menurut Muhadjir merupakan bagian dari isu pendidikan dalam aspek relevansi.
Ia merinci, unsur relevansi pendidikan terbagi menjadi dua, yakni untuk memenuhi lapangan kerja dan social demand atau memenuhi tuntutan masyarakat. Sementara, ketiga isu pendidikan lainnya meliputi kuantitas, akses, dan kualitas.
Melalui forum ini, Muhadjir turut mengingatkan agar para rektor perguruan tinggi mencermati Perpres 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
"Pendidikan (dan) pelatihan vokasi ini adalah gong dari tahap-tahap pembangunan SDM Indonesia untuk menyiapkan manusia produktif," jelasnya.
(nah/twu)