Rangkaian perayaan Dies Natalis ke-70 Universitas Sumatera Utara (USU) diisi dengan kuliah umum bertajuk 'Leadership General Lecturer Series'. Kuliah umum ini menghadirkan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto sebagai pembicara kuliah umum sesi pertama dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf pada sesi kedua di Auditorium USU pada Jumat (09/09).
Gubernur Lemhannas dalam kuliah umumnya mengusung tema 'Penguatan Pertahanan Global dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia sebagai Presidensi G20'.
Rektor USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si mengatakan tema tersebut dihadirkan untuk para mahasiswa dan seluruh peserta agar dapat memahami aspek-aspek strategis dalam penguatan pertahanan global serta bagaimana upaya peningkatan ekonomi secara signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Implementasinya diharapkan muncul inspirasi dari mahasiswa untuk dapat menyesuaikan kemauan dan aktivitas penyesuaian masa depan mereka terhadap tantangan yang akan datang," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Muryanto menjelaskan sehubungan dengan Presidensi G20 dan Dies Natalis ke-70, USU telah menyiapkan banyak diskusi menyambut G20 dan mahasiswa diharapkan memiliki 'willingness form' berkaitan peran dan fungsi Indonesia pada gerakan tersebut.
Sementara Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf membawakan tema 'Keberagaman dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia sebagai Presidensi G20'.
Muryanto mengungkapkan tema tersebut diusung karena Indonesia tidak hanya memiliki keberagaman dalam hal budaya, tetapi juga pada pandangan politik, keagamaan, dan etnik. Karena itu, keberagaman yang hadir dalam kultur berbangsa dan relasi sosial harus dipahami.
"Keberagaman yang hadir dalam kultur berbangsa dan relasi sosial harus dipahami secara bijak serta dimaknai sebagai kekuatan besar untuk mendukung pembangunan," imbuh Muryanto.
Ia berharap dengan materi keberagaman yang disampaikan menjadi kesempatan bagi mahasiswa USU untuk meningkatkan wawasan keilmuan dan menguatkan paham kebangsaan.
"Kuliah ini diharapkan mampu memberi pemahaman bahwa keberagaman itu penting untuk bisa memperkuat Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Andi dalam materinya menyampaikan tentang optimisme Indonesia untuk menjadi kekuatan pada ekonomi dunia dengan momentum G20. Kemudian, tentang antisipasi kebijakan ekonomi karena Indonesia telah melalui titik-titik kritis dunia seperti pemulihan COVID-19, konflik Rusia-Ukraina, dan ketegangan antara Amerika dan China.
"Dua hal yang pertama soal optimisme, ke depan kita berada di momentum yang tepat untuk melompat menjadi kekuatan ekonomi dunia, karenanya kita harus fokus untuk bisa melakukan adopsi ekonomi biru, ekonomi hijau serta transformasi digital," jelasnya.
Menurutnya, materi pada kuliah umum ini sangat penting diberikan karena mahasiswa akan memiliki bayangan untuk berkarier dalam 20 tahun ke depan dan dapat menyesuaikan diri terhadap tantangan global dan perkembangan teknologi dalam berbagai bidang.
Kuliah Umum Ketua PBNU
Di sisi lain, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam materinya menyampaikan ekonomi Indonesia hanya bisa bangkit ketika masyarakat turut aktif bergerak dan berkonsolidasi mengatasi masalah-masalah besar yang menjadi penghalang keharmonisan.
Ia menilai agenda-agenda yang dibentuk oleh pemerintah kurang mampu membawa masyarakat bangkit dari kesulitan ekonomi yang dialami kini.
"Pertama-tama ekonomi Indonesia ini maju bila masyarakat itu aktif bergerak karena pemerintah saja yang bergerak tidak cukup untuk bisa membawa masyarakat ini bangkit dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang kita alami," terangnya.
Kuliah Umum dari Ketua PBNU itu turut diapresiasi Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution. Ia menyebutkan kegiatan ini sangat bermanfaat karena di Medan terdapat keberagaman suku dan agama, sehingga materi yang disampaikan oleh KH Yahya Cholil Staquf sangat dibutuhkan.
"Kami Pemko Medan mengucapkan terima kasih kepada Gus Yahya yang telah memberi materi kepada mahasiswa di Medan dan Rektor USU sebagai penyelenggara. Kita ketahui bahwa Medan ini miniaturnya Indonesia, karena itu Medan membutuhkan materi yang disampaikan Gus Yahya," pungkas Bobby.
Kuliah umum kali ini berlangsung dengan meriah dengan dihadiri lebih dari seribu mahasiswa, Majelis Wali Amanat USU serta para pimpinan USU mulai dari level program studi, fakultas hingga universitas.
(Content Promotion/USU)