Menteri Nadiem: RUU Sisdiknas Beri Keleluasaan bagi Kampus

ADVERTISEMENT

Menteri Nadiem: RUU Sisdiknas Beri Keleluasaan bagi Kampus

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 01 Sep 2022 14:30 WIB
Jakarta -

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim mengatakan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) akan memberi keleluasaan bagi kampus untuk melakukan berbagai inovasi agar bisa semakin berkembang dan mandiri.

Hal tersebut diungkapkan Nadiem dalam pembukaan Dies Natalis ke-59 IPB University, Kamis, 1 September 2022.

"Kemdikbudristek terus mendorong IPB dan kampus lain di seluruh Indonesia untuk semakin mandiri agar bisa semakin menguatkan identitas masing-masing sesuai dengan bidang dan keunggulan," ujar Nadiem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, "Salah satunya adalah melalui rancangan sisdiknas yang akan memberi keleluasaan lebih besar bagi kampus untuk berkembang sesuai dengan visinya masing-masing."

Menurut Nadiem, dengan otonomi lebih besar, perguruan tinggi dalam menjalankan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka bisa lebih leluasa untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam menghadapi tantangan di masa depan.

ADVERTISEMENT

Ia juga berpesan pada IPB agar terus berinovasi dan bergerak bersama Kemendikbudristek untuk mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

IPB Siap untuk Menguatkan Resiliensi Sistem Pangan

Sementara itu, Rektor IPB, Arif Satria mengatakan bahwa di tengah sejumlah tantangan dan masalah pangan, mengharuskan IPB sebagai perguruan tinggi bisa memetakan perubahan dan bisa beradaptasi.

"Di tengah guncangan seperti sekarang ini, membuat kita sebagai kampus harus resilient. Sebagai kampus yang mampu memetakan tipe-tipe perubahan," ungkapnya.

"Karena dunia masa depan adalah dunia yang semakin tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu menjadi resilient university, perguruan tinggi yang lenting, yang memiliki daya tangguh menghadapi guncangan-guncangan maka kemampuan kita beradaptasi menjadi keniscayaan," papar Arif.

Arif menjelaskan bahwa dalam Indonesia perlu penguatan resiliensi sistem pangan. Dalam penguatan resiliensi, yang pertama adalah bagaimana harus memperkuat intensifikasi dan kemampuan untuk mendampingi petani.

"Upaya yang sudah IPB lakukan dengan terus mengembangkan teknologi 4.0, kemudian dengan saat yang sama menghasilkan varietas-varietas unggul sebagai contoh Padi IPB 3S yang sudah tersebar di 26 provinsi dan juga varietas baru yang saat ini ada," terangnya.

Adapun untuk penguatan resiliensi yang dilakukan IPB selengkapnya adalah sebagai berikut.

1. Intensifikasi dan pendampingan petani

2. Pemulihan ekosistem dan ketersediaan lahan pangan

3. Sistem pangan berbasis komunitas

4. Diversifikasi pangan lokal

5. Peningkatan konsumsi sumber protein hewani

6. Penguatan inovasi dan industri pangan nasional

7. Sistem logistik dan cadangan pangan berbasis kepulauan

8. Mengatasi food loss and waste

9. Regenerasi dan penguatan kelembagaan petani

10. Arah kebijakan

Arif menegaskan bahwa guncangan krisis global saat ini harus menjadi momentum untuk membangun resiliensi pangan lokal.

"IPB insyaallah akan mengawal resiliensi pangan kita untuk mendorong tumbuhnya ekonomi desa. Begitu pangan lokal semakin berkembang, maka ekonomi desa akan semakin menggeliat," ucap Rektor IPB.

Menurut Arif, apabila ekonomi semakin menggeliat maka petani semakin nyaman, petani semakin sejahtera. Kalau petani semakin sejahtera, desa semakin kuat, maka proses industrialisasi berjalan dengan baik karena ketimpangan akan bisa diatasi.

"Oleh karena itu saatnya kita yakin, bahwa dengan sumber daya lokal, kita bisa mendorong ekonomi lebih maju dan insya allah IPB akan hadir untuk Indonesia," tuturnya.

(faz/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads