Guru Besar Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Fitria Rahmawati, masuk dalam daftar 29 ilmuwan internasional yang menjadi Mentor Peneliti Muda Indonesia. Para ilmuwan akan mengikuti program Science Leadership Collaborative (SLC).
Prof Fitria menjelaskan bahwa Program Science Leadership Collaborative ini didanai oleh The David & Lucile Packard Foundation.
Program ini juga bekerja sama dengan beberapa media, Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, dan UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program Science Leadership Collaborative 2022/2023 dirancang The Conversation Indonesia, jaringan media nirlaba independen yang berfokus pada penyebarluasan hasil riset serta analisis mendalam kepada publik, secara kolaboratif bersama CARI!, CommonThread, Fraendi, dan RQ Genesis.
"Tujuan program SLC yaitu memfasilitasi program mentoring dari 29 peneliti muda Indonesia yang terpilih secara kompetitif dengan 29 mentor yang dipilih dari beberapa ilmuwan di dunia. Mentoring ini bersifat spesifik sesuai bidang keilmuan dan area riset antara mentor dengan mentee," jelasnya dikutip dari laman resmi UNS.
Tugas Ilmuwan dalam SLC
Prof Fitria dan para ilmuwan tersebut datang dari bidang studi dan kepakaran dan berasal dari berbagai negara. Mereka terafiliasi dengan sejumlah institusi bereputasi global seperti AstraZeneca, Anjani Mashelkar Foundation, dan Smithsonian National Museum of Natural History.
Para ilmuwan akan mengikuti program mentoring selama sembilan bulan melalui program Science Leadership Collaborative 2022/2023.
Tujuan mentoring ini sebagai upaya dalam mendukung para peneliti muda Indonesia menjadi pemimpin sains kelas dunia di masa mendatang.
"Saya berjanji akan berkontribusi penuh sebagai mentor dan akan berupaya memantik semangat peneliti yang saya mentori," terangnya.
Pesan Guru Besar UNS kepada Para Mentor
Guru Besar bidang Kimia UNS ini berharap agar para mentor dapat menjaga passion mentee dalam science dan riset.
"Semoga juga bisa melaksanakan beberapa collaborative works sehingga mentee siap menjadi ilmuwan muda potensial pada Indonesia Emas 2045," tuturnya.
Sebagai informasi, nantinya dalam program ini, 29 ilmuwan internasional yang berasal dari Jepang, India, Australia, Amerika Serikat, Prancis, dan Indonesia, akan berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Para ilmuwan juga diharapkan terlibat dalam berbagai kegiatan kolaboratif bersama peneliti yang didampingi, serta membantu memperluas jaringannya agar bisa menginisiasi riset-riset kolaboratif internasional di masa yang akan datang.
(faz/lus)