BEM Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar Dialog Nasional dalam rangka memperkuat karakter mahasiswa. Dalam kegiatan ini, Unikama menghadirkan berbagai pihak mulai dari Kementerian hingga Budayawan Jawa Timur untuk berbicara soal Pancasila.
Adapun tokoh yang hadir antara lain Staf Khusus Bidang Hukum dan Kerjasama Internasional Kementerian PMK, Rohman Budijanto; Sekretaris Kepala BPIP, Achmad Uzair Fauzan; Staf Ahli Gubernur Jawa Timur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Joko Irianto; dan Budayawan Jawa Timur, Ki Cokro Wibowo Sumarso.
Dalam dialog bertema 'Pembasisan Pancasila di Era Disrupsi Melalui Nation dan Character Bulding', Rohman Budijanto menyampaikan tantangan-tantangan yang terjadi serta upaya pemerintah dalam merespons tantangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tantangan Indonesia saat ini adalah globalisasi dan kehadiran revolusi 4.0," ujar Rohman dalam keterangan tertulis, Minggu (26/6/2022).
Ia menjabarkan tantangan ini ditandai dengan disrupsi teknologi digital yang masuk ke dalam ranah pribadi, sehingga menghadirkan informasi yang tidak terbendung. Menurutnya, masalah ini berpotensi menghadirkan ancaman bagi nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat Indonesia serta mentalitas yang belum terbangun sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
"Dan untuk merespons tantangan ini, pemerintah beserta segenap masyarakat Indonesia terus bersatu padu, sesuai dengan sila ke-3, menguatkan iklim nasional dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara," terangnya.
Ia mengungkap pemerintah telah mencanangkan gerakan nasional revolusi mental sebagai upaya akselerasi pembangunan karakter bangsa agar berintegritas, beretos kerja, dan berjiwa gotong-royong. Ini bertujuan untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian berdasarkan Pancasila.
"Kemenko PMK berkomitmen menjalankan program tersebut sebagai prioritas strategis pemerintah untuk menyemai manusia Pancasila yang unggul," lanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris Kepala BPIP Achmad Uzair Fauzan menyampaikan Indonesia merupakan bangsa yang sangat majemuk dari berbagai sisi. Indonesia memiliki keberagaman yang tersebar di banyak pulau, seperti suku dan bahasa.
Menurutnya, Indonesia juga menjadi salah satu jalur pelayaran paling signifikan dalam perdagangan dunia. Sehingga memiliki karakter geopolitik yang strategis antar bangsa.
"Tapi, jika tidak di-manage dengan baik, keragaman ini akan menciptakan persoalan integrasi," kata Achmad.
Ia menambahkan dengan adanya keanekaragaman tersebut, masyarakat perlu mengetahui Pancasila dari sisi kognisi dan pengetahuan untuk mengurangi perpecahan.
Senada, Staf Ahli Gubernur Jawa Timur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Joko Irianto juga menyampaikan Indonesia punya keberagaman yang harus dijaga dari berbagai masalah yang terjadi.
Menurut Joko, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme masih menjadi beban bagi bangsa. Misalnya lewat gerakan separatis di beberapa daerah. Namun, pemerintah telah berupaya merangkul gerakan tersebut, salah satunya dengan membangun infrastruktur yang memadai.
"Ini menjadi sangat berat apabila kita tidak diredakan oleh suatu ideologi yang kuat seperti Pancasila," tuturnya.
Lebih lanjut, Budayawan Jawa Timur, Ki Cokro Wibowo Sumarsono memaparkan Pancasila memiliki tujuh makna pokok, antara lain.
1. Pancasila sebagai doktrin revolusi antikolonialisme dan antiimperialisme
2. Pancasila adalah rumusan kepribadian Indonesia
3. Pancasila adalah dasar dan falsafah ideologi negara Republik Indonesia
4. Pancasila adalah ideologi pemersatu seluruh rakyat Indonesia
5. Pancasila adalah way of life/pedoman hidup
6. Pancasila adalah suatu sublimasi (peningkatan jiwa) dari Declaration of Independence dan Manifesto Komunis
7. Pancasila adalah aliran sosialisme ilmiah dan sosialisme religius.
Ia mengatakan Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara (philosofische grondslag), staats fundamental norm (pokok kaidah fundamental negara), konsensus dasar para founding father, cita-cita moral bangsa, dan rechtsidee (cita hukum).
Sebagai informasi, peserta dialog nasional terdiri dari pihak internal maupun eksternal kampus Unikama. Diketahui, para peserta nampak antusias mengikuti paparan dari pemateri lewat beberapa pertanyaan yang dilontarkan dalam menanggapi paparan dari para pemateri.
(ncm/ega)