27 Jurusan Baru D2 Jalur Cepat, Ada Administrasi Pajak-Teknik Metalurgi

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 27 Mei 2022 11:30 WIB
Politeknik Negeri Madiun dan kampus politeknik lainnya membuka jurusan D2 Fast Track. Foto: Sugeng Harianto/detikcom
Jakarta -

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek menerbitkan 27 Surat Keputusan (SK) Izin Pembukaan Program Studi Diploma Dua (D2) Jalur Cepat atau D2 Fast Track. Lulusan SMK bisa mendaftar di jurusan Administrasi Pajak, Patiseri, Teknik Metalurgi, hingga Teknik Manufaktur Mesin di kampus mitra.

"Program Studi D2 Jalur Cepat ini merupakan pertama dalam sejarah pendidikan di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Wikan Sakarinto pada Peluncuran dan Penyerahan SK Prodi D2 Jalur Cepat 2022, Rabu (25/5/2022).

Ia menjelaskan, prodi D2 Jalur Cepat memungkinkan lulusan SMK yang sekolahnya bermitra dengan politeknik penerima SK D2 Jalur Cepat untuk lanjut kuliah dan lulus dalam 3 semester.

Sebab, lewat sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), masa studi siswa selama di SMK dapat diakui sebagai kredit perkuliahan (SKS) saat lanjut kuliah.

"Masa perkuliahan pada program D-2 Jalur Cepat ditempuh selama 3 semester, 1 semester lebih singkat daripada perkuliahan pada program D-2 Reguler. Komposisinya, 1 semester perkuliahan di kelas untuk memahami teori dan konsep, dan 2 semester berikutnya merupakan kegiatan magang di industri," rincinya.

"Sejak kelas satu, siswa-siswa SMK yang bermitra dengan Prodi D2 (Jalur Cepat) sudah diajar 3 jenis guru, yaitu guru SMK, dosen politeknik, dan praktisi dari dunia usaha dan industri. Nah, capaian pembelajaran selama di SMK tersebut akan diakui setara 18 SKS oleh politeknik, sehingga bisa memangkas waktu pembelajaran dari empat semester menjadi tiga semester pada D2 Jalur Cepat," imbuh Wikan.

Wikan mengatakan, program D-2 Jalur Cepat merupakan program terobosan Ditjen Diksi yang dirancang Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PT PPV), SMK, dan industri. Prodi D2 Jalur cepat diharapkan mengatasi ketidaksesuaian antara lulusan sekolah dengan jumlah dan tingkat keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Ia menjelaskan, prodi D2 Jalur Cepat menggunakan konsep dan kebijakan Merdeka Belajar serta Link and Match 8+i. Konsep ini, katanya, memungkinkan lulusan D2 Jalur Cepat jadi lebih kompeten dan berfokus pada keterampilan tertentu.

"Kompetensinya tidak hanya hard skills, namun lebih pada soft skills, karakter, sikap, kepemimpinan dan kesiapan bekerja. Lulusan juga disiapkan pula menjadi wirausaha, apabila passion-nya menjadi pengusaha," kata Wikan.

Skema kolaborasi segitiga SMK, perguruan tinggi vokasi (PTV), dan industri, lanjutnya, terbukti berhasil pada pendidikan vokasi. Contoh, Politeknik Negeri Madiun menggandeng beberapa SMK Jurusan Teknik Mesin dan menjalin kerja sama dengan PT INKA. Dari kolaborasi tersebut, Politeknik Negeri Madiun dan SMK sudah berhasil mendapat pekerjaan dari PT INKA berupa kontrak pesanan spare part kereta api.

"Ini suatu konsep yang sangat luar biasa karena SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi tidak sekedar belajar teori, tapi bahkan menjadi lengan produksi atau mata rantai dari sebuah industri yang skalanya nasional," kata Wikan.

Ia menambahkan, gelar akademik dari kuliah di program D2 Fast Track ini juga memungkinkan lulusan vokasi mendapat kredibilitas dan pekerjaan yang lebih kompetitif dan di berbagai industri.

Daftar 27 program studi D2 jalur cepat >>




(twu/lus)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork