Anggap Magang MBKM Tidak Sesuai Tujuan, Begini Tindakan FIB UGM dan Alumni

ADVERTISEMENT

Anggap Magang MBKM Tidak Sesuai Tujuan, Begini Tindakan FIB UGM dan Alumni

Nikita Rosa Damayanti Waluyo - detikEdu
Selasa, 15 Mar 2022 14:00 WIB
Gerbang kampus UGM.
FIB UGM mengambil tindakan atas hasil evaluasi magang MBKM dinilai tidak memuaskan. Foto: Dok Humas UGM
Jakarta -

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai hasil evaluasi magang mahasiswa dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tidak memuaskan. Dekan FIB UGM Dr. Setiadi, M.Si., mengatakan kegiatan magang yang terjadi tidak sesuai dengan tujuan awalnya.

"Magang (mahasiswa MBKM kemarin) ternyata tidak seideal yang direncanakan, (di mana) mahasiswa (malah) dibebani pekerjaan yang melebihi porsi seorang mahasiswa yang magang misalnya," kata Setiadi dalam Webinar Dies Natalis FIB UGM ke-76: Sinergi FIB dan IKASASDAYA, seperti dilansir dari laman resmi UGM, Selasa (15/3/2022).

Magang merupakan salah satu kegiatan yang ditawarkan dalam program MBKM. Mahasiswa dapat memilih kegiatan magang untuk mengisi amanat 20 SKS di luar program studi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi hal ini, FIB melakukan sinergi dengan Ikatan Alumni Fakultas Sastra dan Budaya (Ikasasdaya) UGM. Harapannya, sinergi ini dapat menjamin perlindungan mahasiswa selama kegiatan magang.

"Karena itu, ketika kita bisa bersinergi dengan alumni yang bekerja di berbagai institusi, negeri maupun swasta, dan lain sebagainya, kita akan lebih kuat. Alumni kita dapat menjaga betul-betul apa yang ingin didapatkan (dari kegiatan magang) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui MBKM ini," tambah dosen prodi Antropologi Budaya itu.

Setiadi mengatakan, tujuan kerja sama FIB UGM dan alumninya tidak hanya dalam ranah magang. Ia menjelaskan, sinergi tersebut juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja akademik dan tridharma perguruan tinggi di fakultasnya.

ADVERTISEMENT


Ia menambahkan, alumni akan diikutsertakan dalam merumuskan kurikulum di FIB UGM. Hal ini guna mensinkronisasi muatan pelajaran dengan kebutuhan di lapangan, terutama di dunia kerja.

"Kita undang senior maupun yang baru bekerja, yang sudah lulus maupun yang masih berjuang mencari pekerjaan. Kita tanya (pada mereka) apa yang kurang dari kurikulum kita ini, muatan apa yang perlu kita tambahkan sehingga kurikulum ini dapat memberikan bekal kepada lulusan untuk berkompetisi di luar sana (dunia kerja) secara lebih baik," jelas Dr. Setiadi.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads